Polisi sempat menembakkan gas air mata untuk mengendalikan massa, namun bentrokan tak terhindarkan. Perang batu pun terjadi antara kedua kelompok. Polisi yang berada di tengah kedua massa hanya bisa menghalau dan tidak dapat bertindak tegas lantaran kalah jumlah.
Bentrok terjadi ketika sekitar 800 aktivis dari Lembaga Swada Masyarakat Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (LSM GMBI) berdemonstrasi di kawasan industri Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, mulai pukul 10.00 WIB. LSM ini menuntut perusahaan membagi limbahnya untuk mereka kelola.
Para aktivis tersebut bukannya menemui manajemen perusahaan, mereka malah dihadang oleh sekitar 1.000 massa dari 17 koalisi beberapa LSM. Di antaranya, aktivis Pemuda Pancasila, Forum Komunikasi Putra Putri Polri, GIBAS dan Pendekar Banten. Koalisi LSM bersikukuh bahwa limbah industri harus dikelola perusahaan bersama warga sekitar.
Setelah saling ngotot meminta jatah limbah industri, massa dari kedua kubu terlibat bentrok. Selain adu pukul, massa saling lempar batu menyebabkan seorang dari aktivis menderita luka parah dan dilarikan ke rumah sakit.
Kepala Polres Metropolitan Bekasi Kabupaten, Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat mengatakan, sebelum aksi demonstrasi polisi men-sweeping para pengunjuk rasa. "Kami menyita lima bilah golok dan lima parang,” kata Wahyu kepada wartawan, Rabu, (12/10/2011).
Polisi juga menangkap tiga orang yang diduga menyulut bentrok yang menyebabkan kemacetan terjadi di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek sepanjang 15 kilometer. Massa dari masing-masing LSM memadati jalan raya, sehingga kendaraan yang hendak keluar di ruas tol Cikarang Barat tertahan. Cieputra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar