Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Minggu, 10 April 2011

Arifinto Mencuat, Kasus Besar Pun Meredup

JAKARTA, ReALITA Online — Arifinto, anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dikenal sebagai partai bersih dan antipornografi, malah membuat malu. Perilaku anggota dewan sudah kelewat batas, belum lagi rencana pembangunan gedung baru DPR yang terus berlanjut meski banyak yang menentang.

Anggota Komisi V DPR itu tertangkap kamera jurnalis foto saat membuka konten porno. Arifinto sesuai keterangannya, mengaku jenuh mengikuti rapat paripurna yang tengah membahas rencana pembangunan gedung baru tersebut.

Sejumlah pengamat mengatakan, isu-isu yang menghebohkan di lingkaran anggota dewan merupakan upaya rekayasa politik. Semuanya bermaksud mengalihkan perhatian publik, agar suatu kasus besar tak lagi tersingkap dan redup.

Terkait ulah Arifinto, Romahurmuziy, anggota Fraksi PPP mengatakan perilaku tersebut belum bisa dipastikan melanggar kode etik DPR. "Tapi di dalam kode etik ada ketentuan, anggota dewan dilarang berbuat tidak senonoh," katanya di sela-sela Diskusi di Green Party DPP PKB, hari ini (10/4/2011).

Meski demikian, Romy sapaan akrab Romahurmuziy enggan menjelaskan apakah nantinya ketentuan kode etik itu bisa dikenakan kepada Arifinto. "Saya tidak mau komentar soal itu," tukasnya.

Sementara itu, Sekjen DPP Gerindra Ahmad Muzani mengkritik ulah anggota fraksi yang keras kepala itu. Di luar prilaku mesum, anggota dewan masih ingin melanjutkan pembangunan gedung baru. "Seharusnya DPR tidak berkeras soal rencana pembangunan gedung," katanya di tempat yang sama.

Namun demikian, di sela-sela wawancara, dia membenarkan kemungkinan isu pembangunan gedung dan kekisruhan lainnya merupakan pengalihan isu semata. "Bisa iya, bisa tidak," tandasnya. okezone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar