
“Saya sebenarnya malu kepada pejabat pusat datang ke daerah ini. Mereka sering bertanya, apakah ini Bandara Polonia Medan atau terminal bus Kampung Rambutan,” kata Gatot, baru-baru ini.
Menanggapi ungkapan itu, analis transportasi dari Universitas Sumatera Utara (USU), Filiyanti Bangun, menyetujui ungkapan Gatot. Hal ini mendasari kebersihan di Polonia yang tidak layak serta fasilitas yang seharusnya ada di sebuah bandara.
Sebagai contoh ia menjelaskan, tidak adanya tempat khusus penumpang, sehingga terkesan berantakan seperti situasi di terminal bus. Bahkan, Polonia kini terlihat kumuh dengan sampah-sampah berserakan di sekitar Bandara.
“Faktor pertama adalah kebersihan, Polonia jorok dan terlihat kumuh meskipun di sekitarnya dikelilingi perumahan elit seharusnya tidak layak ada,” ujarnya kepada Waspada Online, malam ini.
Dari segi teknis, ia menjelaskan bahwa Bandara Polonia harus memperhatikan fasilitas kiss and ride dimana ada pengaturan barang dan penumpang tidak harus antri pada saat turun dari pesawat.
Selain itu, diperlukan check in counter yang berbeda di setiap maskapai. Pasalnya, sembilan maskapai yang menggunakan jasa Bandara Polonia, ternyata hanya memiliki satu check in counter
“Check in counter itu perlu di setiap maskapai, agar layak disebut sebagai bandara. Jangankan fasilitas, ini CCTV di Polonia juga dipertanyakan apakah masih berfungsi atau sekedar pajangan,” ujarnya.
Jhon Tafbu Ritonga analis ekonomi dari USU tidak mempermasalahkan keadaan Polonia terkait penunjang akses ekonomi dan bisnis di Sumut. Menurut dia Polonia, sudah memiliki sistem penerbangan yang cukup baik. Namun ia tetap tidak menyangkal kekurangan fasilitas di Bandara Polonia.
“Tidak akan menggangu kelancaran bisnis di Sumut sebab sistemnya masih benar, namun fasilitas memang sangat kurang,” jelasnya kepada Waspada Online.
Yang perlu dipermasalahkan, kata dia, adalah luas Bandara dan untuk itu ia sangat mendukung pembangunan Bandara Kuala Namu diharapkan mampu menampung penumpang yang lebih besar. “Untuk memperlancar bisnis di Sumut, dibutuhkan bandara yang luas dan berharap Kuala Namu bisa menjawabnya,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar