Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Sabtu, 01 Oktober 2011

Marzuki Alie: Sumber Masalah Ada di KPK

JAKARTA, ReALITA Online — Ketua DPR RI Marzuki Alie kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial, menyusul polemik Badan Anggaran (Banggar) DPR dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Marzuki menyebut sumber masalah ada di KPK.

"Sumber masalah di KPK, memanggil (empat pimpinan Banggar) saat DPR sedang fokus menyelesaikan RAPBN 2012," ujar Marzuki ditemui di Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya, Jakarta Timur, Sabtu (1/10/2011).

Beberapa hari terakhir memang muncul polemik antara KPK dan Banggar DPR RI. Seperti diberitakan, KPK sebelumnya memeriksa empat pimpinan Banggar DPR RI. Ini membuat Banggar berencana berhenti membahasa RAPBN 2012.

Sehari setelah itu, pimpinan DPR RI berencana memanggil KPK ke DPR. Namun, KPK menolak hadir.

Menurut Marzuki, dirinya sepakat, bahwa korupsi dihabiskan. Namun demikian, jangan sampai dalam rangka pemberantasan korupsi merugikan rakyat.

"Kita ingin pemberantasan korupsi menguntungkan rakyat," kata Marzuki.

"Kalau pimpinan Banggar DPR dipanggil satu-satu oleh KPK tidak ada masalah, tidak mengganggu. Tetapi kalau pimpinan Banggar dipanggil 4 (semuanya), bagaimana Banggar mau bekerja," kata Marzuki.

Dia menegaskan, harus dipahami tugas Banggar DPR adalah harus mengawal pembahasan RAPBN 2012 yang tinggal 30 hari lagi. Menurutnya, kalau pembahasan tidak selesai dalam jangka waktu yang ditetapkan akan merugikan rakyat.

"Kita kawal ini supaya tidak ada korupsi, kita amankan. Semua dikawal. Sistemnya kita lihat, mekanisme kita lihat, bagaimana praktiknya kita lihat. Itu bagian dari pencegahan. Itu juga tugas utama KPK, melakukan pencegahan, bukan penindakan," papar Marzuki.

Wakil Ketua Dewan Pembina Demokrat ini mengaku sedih, apalagi korupsi justru semakin marak.

"Ada yang salah berarti kita dalam teknik atau sistem pemberantasan korupsi, karena korupsi semakin marak. Ini yang ingin kita bicarakan bersama Presiden, bagaimana korupsi ini, paling tidak makin dikurangi," ujarnya. kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar