
Menurut Sukmawati , buku tersebut merupakan kajian dirinya dengan kesimpulan bahwa ayahnya telah dikudeta oleh Suharto. "Buku ini adalah kajian saya pribadi bahwa pemerintahan Ir Soekarno dikudeta oleh Mayjen Suharto. Memang sejak zaman dulu di Indonesia sudah ada kudeta. Yakni ketika Ken Arok mengkuda Tunggul Ametung dan juga raja-raja Mataram," kata Sukmawati dalam pemaparannya saat peluncuran bukunya.
Dikatakannya, metode penulisnnya dengan cara menulis dengan gaya detektif seperti penulis novel Agatha Cristy. "Saya tulis dengan cara detektif. Saya tidak bisa sekonyong-konyong menerima data dari tokoh-tokoh GMNI. Waktu itu para tokoh GMNI berkesimpulan sudah ada sebuah kudeta. Tapi saya menunggu waktu yang tepat untuk menulis. Sebab, usia saya waktu itu berusia 16 tahun," ujarnya.
Sukmawati tetap membaca buku tentang awal-awal jatuhnya Bung Karno. Namun menurutnya banyak buku tidak menulis fakta sebenarnya. "Saya membaca berbagai buku, baik yang ditulis penulis asing maupun penulis lokal bayak yang berbohong tentang peristiwa yang sebenarnya. Dari kajian saya inilah yang benar," tuturnya.
Buku tersebut berkisah tentang kesaksian Sukmawati Sukarno saat akhir pemerintahan Bung Karno. "Bapak menangis terisak-isak saraya berkata lirih, kenapa Bapak dibeginikan oleh bangsa sendiri?" Kata Sukmawati dalam bukunya.
Buku 'Creeping Coup d'Etat Mayjen Suharo' merupakam catatan kesaksian Sukmawati Sukarno mengenai sesuatu yang terjadi dengan Bung Karno sesaat setelah terjadi Peristiwa G 30 S. Kegundahan terhadap pencarian kebenaran membuatnya menulis buku yang sebagian besarnya menceritakan tentang penderitaan Bung Karno sejak tahun 1965 hingga akhir hayatnya.
Di dalam buku tersebut diungkapkan soal penyakit ginjal sang Praklamator yang semakin parah setelah terapi akupunkturnya dihentikan oleh tim medis. Begitu juga kehidupan Bung Karno pada saat hidup dalam keterasingan, jauh dari masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar