Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Rabu, 21 Desember 2011

Kinerja Pimpinan DPR dengan Anggaran Rp 48 Miliar Dipertanyakan


gedung DPR MPR RI
JAKARTA, ReALITA Online — Kinerja lima pimpinan DPR selama tahun 2011 disoroti. Terutama, dari besarnya alokasi anggaran yang diperuntukkan bagi kelimanya yang mencapai Rp 48 miliar.
Koordinator Advokasi dan Investigasi Sekretariat Nasional Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Uchok Sky Khadafi mengatakan, dana Rp 48 miliar itu untuk membiayai berbagai kegiatan pimpinan seperti konsultasi pimpinan DPR, kunjungan kerja (kunker) ke daerah dan luar negeri, kunker untuk mengetahui peristiwa nasional, dukungan operasional pimpinan DPR, kunker ke Arab Saudi dalam rangka pengawasan haji, serta untuk Tim Pemantauan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintah Aceh.
Berdasarkan Keppres Nomor 26 tahun 2010 tentang Rincian Anggaran Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2011, tambah Uchok, alokasi anggaran pimpinan DPR yang paling besar untuk Wakil Ketua Koordinator Kesejahteraan Rakyat Taufik Kurniawan yakni Rp 12,8 miliar.
Kemudian, lanjut Uchok, alokasi dana untuk Wakil Ketua Koordinator Politik dan Keamanan Priyo Budi Santoso sebesar Rp 11,8 miliar,  sementara Wakil Ketua Bidang Ekonomi dan Keuangan Anis Matta sebesar Rp 8,7 miliar.
"Rangking keempat yang potensi menghabiskan anggaran paling besar oleh Wakil Ketua Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Pramono Anung) sebesar Rp 7,7 miliar. Terakhir, Ketua DPR (Marzuki Alie) dengan alokasi anggaran sebesar Rp 7,4 miliar," papar Uchok dalam siaran pers kepada Kompas.com, Rabu (21/12/2011).
Terlalu besar
Uchok menilai, besaran alokasi dana untuk beberapa kegiatan pimpinan DPR sangat besar. Ia mencontohkan, alokasi anggaran untuk dukungan operasional setiap pimpinan DPR antara Rp 1,5-1,8 miliar. Angka itu lebih besar dibanding anggaran operasional menteri yang rata-rata hanya Rp 1,2 miliar.
"Apalagi, bila dibandingkan dengan alokasi anggaran untuk jaminan persalinan ibu sekali melahirkan hanya Rp 1.020.000. Perbedaannya antara bumi dan langit. Itu sungguh mencemaskan," kata dia.
Selain itu, Uchok menilai, ada ketidakadilan alokasi anggaran antara pimpinan dengan anggota DPR. Contohnya, alokasi untuk kunker ke luar negeri setiap pimpinan DPR antara Rp 3 miliar - Rp 4,1 miliar.
Padahal, kata dia, alokasi anggaran untuk kunker ke luar negeri 48 anggota Komisi I yang mengurusi masalah luar negeri hanya Rp 3,7 miliar.
"Alokasi anggaran untuk pimpinan itu tidak sebanding dengan kinerja pimpinan yang sangat banyak dikritik oleh publik seperti banyak anggota dewan yang absen saat rapat paripurna. Tetapi, pimpinan tidak bisa menertibkan anggota dewannya sendiri," kata Uchok.
Fakta lain, tambah dia, dari 70 Rancangan Undang-Undang (RUU) di 2011 dan 23 RUU luncuran dari 2010 , hanya 24 RUU yang berhasil disahkan menjadi UU hingga 16 Desember 2011 .
"Dengan keadaan kinerja seperti ini, seharusnya pimpinan DPR itu malu pada diri sendiri dan tidak perlu banyak berwacana isu atau hanya omong doang di depan publik," papar Uchok.  kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar