MANILA, ReALITA Online — Pemerintah Filipina akan melakukan penguburan massal bagi para korban banjir bandang akibat badai Washi. Hal ini juga dimaksudkan untuk mengurangi risiko penyakit yang biasa muncul pasca banjir terjadi. Penguburan massal ini akan dilakukan oleh otoritas Kota Cagayan de Oro dan Iligan yang mengalami kerusakan paling parah akibat banjir. Sebagian besar korban tewas berasal dari dua kota tersebut.
"Hari ini, kami akan mulai menggali kuburan massal dan menguburkan mayat-mayat yang tidak teridentifikasi, terutama yang telah mulai membusuk," ujar Walikota Iligan, Lawrence Cruz dalam tayangan stasiun televisi nasional dan dilansir AFP, Senin (19/12/2011).
Hingga saat ini, Palang Merah Filipina masih mencatat korban tewas sebanyak 652 jiwa dan sekitar 911 orang masih dinyatakan hilang. Mayat-mayat yang sebelumnya tersapu banjir hingga ke laut, kini mulai muncul ke permukaan. Tim penyelamat pun terus bergerak mencari korban selamat maupun yang telah tewas.
Menurut Cruz, penguburan massal ini perlu dilakukan untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan yang muncul pasca banjir maupun yang disebabkan oleh mayat yang membusuk. Selain itu, kamar mayat yang ada di rumah sakit setempat juga mulai penuh dengan mayat tak dikenal, padahal mayat-mayat baru terus berdatangan.
Secara terpisah, pejabat kesehatan Kota Iligan, Levy Villarin menuturkan, penguburan massal ini mungkin akan dilakukan pada siang hari ini. Yang jelas, penguburan massal menunggu otoritas setempat melengkapi proses administrasi untuk kepetingan identifikasi di masa mendatang. "Mungkin saja, tapi kami harus mengikuti prosedur yang tepat," tutur Villarin kepada AFP.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Badan Nasional Penanggulangan dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional, Benito Ramos memiliki versi berbeda soal jumlah korban tewas dan korban hilang. Menurutnya, Departemen Kesehatan Filipina sejauh ini mencatat korban tewas sebanyak 533 jiwa dan sedikitnya 239 orang masih hilang. Ramos menilai, data yang dimiliki Palang Merah Nasional Filipina terlalu dilebih-lebihkan.
Hujan deras yang mengguyur wilayah Mindanao bagian selatan, selama 12 jam pada Jumat (16/12) sore, berimbas pada banjir bandang besar, sungai meluap dan tanah longsor. Wilayah Cagayan de Oro dan Iligan menjadi wilayah yang terkena dampak paling parah. Kejadian ini terjadi sangat cepat, sehingga sebagian besar warga yang saat itu sedang tertidur lelap tak sanggup menyelamatkan diri ketika banjir menghantam rumah mereka. detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar