Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Kamis, 26 Juli 2012

Ikan Paus yang Terdampar Jadi Tontonan dan Terinjak-injak


ilustrasi ikan paus terdampar
KARAWANG, ReALITA Online — Hingga Kamis sore (26/7/2012), ikan paus berbobot 2,5 ton yang terdampar di Pantai Sompek, Desa Pakisjaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, belum berhasil dikembalikan ke laut. Sejak ditemukan hari Rabu siang kemarin, mamalia laut tersebut telah terdampar lebih dari 10 jam.
Paus berwarna hitam yang teridentifikasi jenis Sperm Whale tersebut keberadaannya diketahui oleh nelayan yang tengah mencari ikan.
Posisinya tersangkut pada perairan dangkal 1,2 meter dalamnya pada posisi sekitar 500 meter dari bibir pantai. Badan paus yang panjangnya 10 meter itu terguling pada satu sisi.
Beratnya diperkirakan sekitar 2 hingga 2,5 ton. Kini tindakan penyelamatan dilakukan sekitar 16 orang yang terdiri dari 7 anggota Jakarta Animal Aid Network (JAAN) bersama sejumlah anggota Tagana dan Sagara. Belum ada dokter hewan atau ahli mamalia laut.
Kondisi paus sekarang ini makin lemah. Sebagian badannya tidak terendam air dan disengat terpapar sinar matahari terancam dehidrasi. Selain itu, sekujur tubuhnya luka-luka.
 "Banyak luka di punggung dan di sirip," kata Benvika, koordinator satwa liar JAAN yang berada di lokasi.
Para relawan melakukan tindakan pertolongan pertama dengan mengoleskan sejenis vaselin khusus untuk melembabkan area punggung.
Diinjak-injak
Luka-luka di punggung paus, menurut Benvika, lantaran banyak masyarakat yang menonton, naik dan menginjak tubuh paus tersebut. Sementara luka di ekor paus, karena upaya masyarakat pada Rabu (25/7/2012) sore mencoba menarik paus dengan kapal nelayan dengan mengikat ekornya dengan tambang.
Para relawan sebenarnya membutuhkan bantuan aparat keamanan untuk mengatur ribuan masyarakat yang datang silih berganti. Puluhan kapal nelayan yang berisi masyarakat yang menonton, hilir mudik mengitari paus.Para relawan khawatir, banyaknya kapal di sekitar paus akan membuat paus kehilangan orientasi.
"Sore tadi, saat kami istirahat, masyarakat kembali mendekati paus. Sebagian naik dan berfoto-foto di badan paus," keluh Benvika.
Butuh bantuan kapal Tim JAAN telah berada di lokasi sejak Kamis pukul 05.00 wib. Mereka berbekal sejumlah alat evakuasi, seperti tandu khusus mamalia laut, tali kemantel dan sejumlah webbing, peralatan snorkel dan satu set perlengkapan scuba.
Menurut para relawan, kondisi alat penyelamatan yang dibawa sudah cukup. Namun saat ini yang sangat dibutuhkan adalah bantuan kapal untuk menarik paus.
Sepanjang siang telah dicoba memasang tandu penyelamatan pada paus dan dicoba ditarik dengan lima buah kapal pada dua sisi. Namun, kelima kapal tersebut tidak sanggup menarik paus tersebut.
"Empat buah kapal bantuan dari DKP, sementara 1 buah kapal kami sewa sendiri. Kami masih kurang 5 kapal. Mengingat bobotnya, idealnya paus ini ditarik dengan 10 kapal," jarkata Benvika.
Menjelang sore, para relawan terpaksa menghentikan evakuasi. Selain karena hari semakin  gelap, kondisi laut semakin surut dan air semakin dangkal. Kondisi surut berlangsung mulai sore hingga sekitar pukul 14.00 wib akan kembali pasang. Namun, pasang naik hanya kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar