ilustrasi ikan paus terdampar |
KARAWANG, ReALITA Online — Hingga Kamis
sore (26/7/2012), ikan paus berbobot 2,5 ton yang terdampar di Pantai Sompek, Desa
Pakisjaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, belum berhasil dikembalikan ke laut.
Sejak ditemukan hari Rabu siang kemarin, mamalia laut tersebut telah terdampar
lebih dari 10 jam.
Paus berwarna
hitam yang teridentifikasi jenis Sperm
Whale tersebut keberadaannya diketahui oleh nelayan yang tengah
mencari ikan.
Posisinya tersangkut pada perairan dangkal 1,2 meter dalamnya pada posisi sekitar 500 meter dari bibir pantai. Badan paus yang panjangnya 10 meter itu terguling pada satu sisi.
Posisinya tersangkut pada perairan dangkal 1,2 meter dalamnya pada posisi sekitar 500 meter dari bibir pantai. Badan paus yang panjangnya 10 meter itu terguling pada satu sisi.
Beratnya
diperkirakan sekitar 2 hingga 2,5 ton. Kini tindakan penyelamatan dilakukan sekitar
16 orang yang terdiri dari 7 anggota Jakarta Animal Aid Network (JAAN) bersama
sejumlah anggota Tagana dan Sagara. Belum ada dokter hewan atau ahli
mamalia laut.
Kondisi paus
sekarang ini makin lemah. Sebagian badannya tidak terendam air dan disengat terpapar
sinar matahari terancam dehidrasi. Selain itu, sekujur tubuhnya luka-luka.
"Banyak luka di punggung dan di
sirip," kata Benvika, koordinator satwa liar JAAN yang berada di lokasi.
Para relawan melakukan
tindakan pertolongan pertama dengan mengoleskan sejenis vaselin khusus untuk
melembabkan area punggung.
Diinjak-injak
Luka-luka di
punggung paus, menurut Benvika, lantaran banyak masyarakat yang menonton, naik
dan menginjak tubuh paus tersebut. Sementara luka di ekor paus, karena upaya
masyarakat pada Rabu (25/7/2012) sore mencoba menarik paus dengan kapal nelayan
dengan mengikat ekornya dengan tambang.
Para relawan
sebenarnya membutuhkan bantuan aparat keamanan untuk mengatur ribuan masyarakat
yang datang silih berganti. Puluhan kapal nelayan yang berisi masyarakat yang
menonton, hilir mudik mengitari paus.Para relawan khawatir, banyaknya kapal di
sekitar paus akan membuat paus kehilangan orientasi.
"Sore
tadi, saat kami istirahat, masyarakat kembali mendekati paus. Sebagian naik dan
berfoto-foto di badan paus," keluh Benvika.
Butuh bantuan
kapal Tim JAAN telah berada di lokasi sejak Kamis pukul 05.00 wib. Mereka
berbekal sejumlah alat evakuasi, seperti tandu khusus mamalia laut, tali
kemantel dan sejumlah webbing, peralatan snorkel dan satu set perlengkapan
scuba.
Menurut para
relawan, kondisi alat penyelamatan yang dibawa sudah cukup. Namun saat ini yang
sangat dibutuhkan adalah bantuan kapal untuk menarik paus.
Sepanjang siang
telah dicoba memasang tandu penyelamatan pada paus dan dicoba ditarik dengan
lima buah kapal pada dua sisi. Namun, kelima kapal tersebut tidak sanggup
menarik paus tersebut.
"Empat
buah kapal bantuan dari DKP, sementara 1 buah kapal kami sewa sendiri. Kami
masih kurang 5 kapal. Mengingat bobotnya, idealnya paus ini ditarik dengan 10
kapal," jarkata Benvika.
Menjelang
sore, para relawan terpaksa menghentikan evakuasi. Selain karena hari semakin gelap, kondisi laut semakin surut dan air
semakin dangkal. Kondisi surut berlangsung mulai sore hingga sekitar pukul
14.00 wib akan kembali pasang. Namun, pasang naik hanya kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar