Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Sabtu, 27 November 2010

Rukiah: Sukiah Hingga Kini Tak Kunjung Pulang

KARAWANG, ReALITA Online — Rukiah warga Kp Peundeuy RT.19 RW.07, Desa Ciptamarga, Kec. Jayakerta, Kab. Karawang, Jabar, tak henti-hentinya berharap Sukiah Binti Enju, (25), anak sulungnya segera kembali. Pasalnya, hampir lima tahun tidak diketahui dimana berada. Usup warga Desa Kemiri selaku calo tenaga kerja yang merekrut Sukiah jadi TKW ke Malaysia, seolah tidak ambil pusing.

Barja suami Rukiah mengatakan, ia tak berdaya untuk mencari tahu dimana Sukiah berada. Usup yang merekrut putri mereka enam tahun lalu sering menghindar setiap ditemui di rumahnya di Desa Kemiri maupun di Rengasdengklok Utara rumah orangtuanya.

Menurut Barja, Usup harus konsisten atas keluhan keluarga TKW yang ia rekrut, bukan lantas diam seribu bahasa apalagi selalu menghindar. “Usup harus bertanggungjawab dan mencari Sukiah dan mengembalikan kepada keluarganya,” ujarnya.

Dia menegaskan, dirinya bukan tidak bermaksud melaporkan Usup kepada pihak kepolisian untuk mempertanggunjawabkan perbuatannya. Namun, ia terbentur waktu dan biaya karena sehari-hari bekerja serabutan untuk menghidupi istri dan empat anaknya. ”Saya dan ibunya tidak pernah menyetujui Sukiah jadi TKI apalagi jauh-jauh ke negara asing. Sekarang tidak jelas di negara mana Sukiah berada, lantas siapa yang bertanggungjawab,” paparnya.

Rukiah mengaku setiap hari dan malam, ia tak henti-hentinya meratapi nasib putrinya yang sama sekali tidak ada berita. ”Surat saja dikirim saya sudah tenang, berarti dia masih hidup. Ini sama sekali tidak ada berita. PJTKInya pun tidak jelas keberadaannya dan juga namanya. Apalagi Usup yang mengaku sponsor yang membujuk Sukiah supaya mau jadi TKI, tanggungjawabnya tidak ada. Kepada siapa kami harus mengadu nasib, uang tak punya,” keluh Rukiah sembari meneteskan air mata membasahi pipinya.

”Saya tidak persis tahu nama perusahaan PJTKI yang menampung dan memberangkatkan Sukiah ke Malasiya. Karena Sukiah saya serahkan di tengah perjalanan,” begitu kata Usup ketika dikonfirmasi pada suatu hari di rumah ibu kandungnya di Kampung Cikangkung, Desa Rengasdengklok Utara, Karawang.

Bukan hanya Rukiah memikirkan dan meratapi nasib Sukiah, bahkan 2 orang adiknya sampai menghadap sang penciptanya karena tak kuat memikirkan nasib kakaknya seperti apa di negeri orang.

”Adik Sukiah jatuh sakit akibat setiap hari memikirkan nasib kakaknya dan sudah 2 orang meninggal,” ujar Rukiah tersedu. Nasib Sukiah kini menambah deretan nasib pilu TKI asal Karawang, siapa peduli. Syam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar