Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Sabtu, 27 November 2010

Hj Ruhyati: Aisah Belum Jelas di Negara Mana

KARAWANG, ReALITA Online — Hj. Ruhyati warga Kampung Campea RT.07 RW.03 Desa Kampungsawah, Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengeluhkan Aisah Binti Emad Sidik (30) apakah benar berada di Jordania. Sebab, sejak diberangkatkan oleh PJTKI PT SPT 7 Maret 2008 lalu ke Jordania tidak pernah ada berita.

Menurut Hj Ruhyati istri Emad ini, anaknya itu direkrut oleh H Emun/H Irin sponsor atau calo Tenaga Kerja Indonesia/Tenaga Kerja Wanita (TKI/TKW ) PJTKI PT Satria Parang Tritis (PT SPT) ke Jordania. Perusahaan inilah yang memberangkatkan Aisah ke Jordania pada 7 Maret 2008.

“Sejak Yati meninggalkan kampung halaman hingga sekarang belum juga memberi kabar apa benar ia berada di Jordania. Tiap hari saya memikirkan nasib Yati mengapa sama sekali tidak menyurati orang tuanya agar hati dan pikiran bisa tenang. Sampai bertahun-tahun sama sekali tidak ada kabar,” tegas Ruhyati.

Janda yang ditinggal mati oleh suami H. Emad Sidik, mangaku baru tersadar dan menyesal kemudian keberangkatan putrinya itu. Aisah lulusan MTs Mursidulfalah Kampung Sawah, itu kata Ruhyati, punya suami bekerja di salah satu perusahaan industri di Jababeka Cikarang. Ia pun tidak menyangka putrinya sulit dihubungi.

Apalagi maraknya masalah yang menimpa TKW di luar negeri dan sampai ada yang disiksa dan dibunuh lalu dibuang ke tong sampah—menambah kegelisahan Ruhyati.

Menurutnya, sudah berulangkali menemui H Irin dan Hj Emun selaku sponsor PT SPT yang berdomisili di Kampung Malaka Desa Pisang Sambo, Kec.Tirtajaya, selalu mengatakan sedang berusaha mencari tahu Aisah.

Hj Emun dan H Irin ketika dikonfirmasi di kediamannya mengatakan, pihaknya kesulitan mencari Aisah karena PJTK SPT tidak punya biodata lagi akibat kantornya di Kampung Malayu Jakarta Timur terendam banjir pada tahun 2008.

“Saya sudah berulangkali menemui Mr Amru tapi selalu berjanji. Kalau biodata Aisyah tidak didapat, sulit mengetahui keberadaannya di negara mana. Saya sudah pusing harus bagaimana lagi saya lakukan sedangkan PT SPT sudah tutup karena semua data-data lenyap akibat banjir tahun 2008,” ujar Hj Emun/H Irin di rumah belum lama ini. Syam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar