
Hal itu diungkapkan anggota Komisi C DPRD Provinsi Jabar, Awing Asmawi, ketika dikonfirmasi, Sabtu (4/12). Ia mengatakan di Kota Bekasi sedikitnya ada sembilan belas titik banjir yang perlu dibenahi dengan menggunakan dana APBD Provinsi Jabar. Menurutnya, mulai tahun 2012 nanti mengusahakan solusi banjir dikota tersebut dengan membangun atau mendesain ulang saluran air yang telah rusak parah.
Dia menyebutkan, dari 19 titik daerah rawan banjir di Kota Bekasi, ada tiga titik yang menjadi prioritas karena parahnya kondisi saluran air, sehingga menyebabkan ketiga daerah ini selalu banjir meski hanya hujan sebentar. Ketiga wilayah ini, yakni Jatibening, Kecamatan Mustika Jaya, dan Kecamatan Bekasi Timur. "Ketiganya akan diperjuangkan untuk mendapat alokasi anggaran dari APBD Provinsi," ujarnya.
Berkaitan dengan rencana itu, pihaknya telah meminta Pemkot Bekasi membuat grand design serta kebutuhan dana yang dibutuhkkan.
Awing mengakui, untuk wilayah perkotaan Kota Bekasi, banjir yang sering melanda (cileuncang) sudah sangat parah. Hal ini, kata dia, bukan semata karena curah hujan yang tinggi, melainkan karena sistem perencanaan yang kurang baik juga. "Jika perencanaannya bagus, tentunya air bisa ngalir enggak menggenang di satu titik. Parahnya, menggenangnya di wilayah perkotaan," lanjutnya.
Sebagai bukti perencanaan yang buruk, kata Awing, adalah rencana pembangunan jalan tembus Jatiwarna, Jatimelati ke Jatiluhur sepanjang 1,8 Km yang dianggarkan sebesar Rp 4 miliar. Dalam rencana yang diajukan Awing tidak melihat adanya perubahan design terhadap jalan yang ada. Padahal, dengan anggaran yang ada, seharusnya jalan tersebut bisa dibuat lebih efektif untuk mengatasi kemacetan. “Jalan itu akhirnya tidak bisa simpangan, menurut saya itu kan karena perencanaan yang salah,” ungkapnya.
Kabarnya, Kota Bekasi akan mendapat bantuan keuangan sebesar Rp 20 miliar pada tahun 2011 mendatang. Jumlah itu belum termasuk yang sifatnya sektoral. Tahun 2010 ini saja, Kota Bekasi mendapatkan bantuan secara keseluruhan sekitar Rp 74 miliar. Hanya saja, tidak semua anggaran bisa diserap dengan baik.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi juga mengakui jika kondisi saluran di Kota Bekasi sudah sangat parah sehingga banjir cileuncang sering melanda Kota Bekasi. Penyebab utama banjir itu,kata Rahmat lebih karena sistem drainase yang rusak parah. Setidaknya, Kota Bekasi membutuhkan dana sekitar Rp 100 miliar untuk memperbaiki dan mendesain ulang saluran yang ada. Dana yang ada selama ini, kata Rahmat juga tidak dikelola dengan baik sehingga penanggulangan yang ada masih belum efektif. PRLM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar