BEKASI, ReALITA Online — Serangan ulat bulu di wilayah JJatiasih dan Kota Bekasi, Jawa Barat, hingga Rabu (6/4) masih terjadi. Camat Jatiasih Nurtani mengatakan pihaknya kecamatan langsung mengambil sample ulat untuk diteliti dan mengajak UPTD Dinas Pertanian guna meneliti jenis ulat dan langkah penanganannya.
“Meminta laporan secara teknis lebih dulu kemudian baru membuat laporan ke pimpinan terkait kejadian tersebut. Penanganan lebih lanjut juga menjadi perhatian, sehingga nanti tidak menyebar lebih parah,” kata Nurtani.
Sekolah Taman Bermain Quantum Kids meliburkan muridnya karena serangan ratusan ulat bulu tersebut. Ulat tersebut menempel di dinding, jendela dan juga meja belajar. Ulat berasal dari kebon kosong di belakang sekolah.
Pihak sekolah dan warga telah menyemprot serta membabat semak belukar di kebon kosong itu lalu membakarnya. “Kalau kelamaan dibiarkan, kami khawatir merambah ke rumah-rumah sekitarnya, malah makin parah,” kata Guna.
Kepala Penyuluh Pertanian Lapangan Unit Pelayanan Tingkat Daerah (UPTD) Pertanian Kota Bekasi Wilayah Jatiasih, Yati Nurhayati mengatakan, keberadaan semak belukar memungkinkan berkembang biaknya ulat bulu. ” Apalagi ulat-bulu suka dengan habitat seperti itu,” tuturnya.
Petugas UPTD Pertaian mengambil sample ulat dan membawanya ke kantor. “Kecil-kecil. Kita akan terliti karena di sana ada pohon kacang mungkin dari sana,” kata slah satu petugas
Peneliti IPB Belum Pastikan Kesamaan Ulat Bekasi dan Probolinggo
Peneliti Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Aunu Rauf belum bisa memastikan apakah ulat bulu yang menyerang Jatiasih Kota Bekasi sama dengan ulat bulu yang menyerang Probolinggo, Jawa Timur. Terlebih. Ulat bulu yang ditemukan di Jatiasih hanya di semak belukar, bukan di pohon mangga.
Aunu yang dikonfirmasi wartawan, Rabu (6/4) mengatakan, pihaknya perlu melakukan penelitian secara langsung dan mengambil sampel terlebih dahulu sebelum menentukan jenis ulat bulu yang menyerang Kota Bekasi.
"Ulat itu banyak jenisnya. Saya tidak terlalu yakin ulat yang menyerang Kota Bekasi sama dengan yang di Probolinggo," ujar Aunu.
Meski demikian, kata Aunu, secara umum serangan ulat bulu lebih disebabkan oleh faktor alam. Menurut dia, penyebab hama ulat bulu karena musuh alaminya mengalami tekanan.
Musuh alami ulat tersebut tidak hanya burung, tetapi bisa juga serangga, lalat dan lebah. "Musuh alaminya terganggu karena musim hujan yang panjang atau musim yang tidak menentu. Jadi, murni faktor alam," jelasnya.
Hilangnya musuh alami ini, menurut Aunu, menyebabkan ulat-ulat tersebut mendadak berkembang biak hingga menjadi hama.
\Ia lebih lanjut mengatakan, warga atau pemerintah daerah setempat bisa saja melakukan upaya pencegahan dengan menyebarkan musuh alaminya. Sementara, sebagai upaya pemberantasan yang lebih cepat, warga bisa mengumpulkan kepompong yang sudah terbentuk untuk kemudian dimusnahkan dengan cara membakarnya.
Pemusnahan dengan penyemprotan disinfektan, lanjut Aunu bisa saja dilakukan. Hanya saja, jika dilakukan secara berlebihan dikhawatirkan malah memengaruhi kondisi lingkungan setempat. Oleh karena itu, pemusnahan secara alami lebih diprioritaskan. RO,PRLM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar