
Abdul Ghofur ayah Muhamad Syarif kepada wartawan di Cirebon, Kamis (21/4/2011) mengatakan, ia sudah berusaha mencarikan tempat pemakaman baik di keluarganya keraton Kanoman maupun di beberapa tempat pemakaman umum, seperti di Jabangbayi dan Pronggol. Namun hingga Kamis siang warga sekitar dan pengurus setempat masih menolaknya.
Dia menambahkan, sebagai orangtuanya merasa sedih jenazah anak kandung sendiri ditolak untuk dimakamkan.
"Penolakan jenazah Muhamad Syarif terkait perbuatannya melakukan bom bunuh diri di Masjid, kami menyadari, namun jenazah tetap harus dimakamkan," katanya.
Dia menuturkan, jika warga menolak hingga batas terakhir pemakaman dia, meminta kepada pihak Kepolisian untuk memakamkannya. Yang penting lokasinya berada di kota Cirebon.
TPU di Cirebon Menolak Jenazah Syarif
Hampir seluruh tempat pemakaman umum di Cirebon, Jawa Barat, menolak jenazah pelaku bom bunuh diri, Muhammad Syarif. Antara lain TPU Jabang Bayi, TPU Kemelaten, TPU Pronggol dan komplek pemakaman Sunan Gunungjati.
Ditemui Metro TV, Kamis (21/4), warga Desa Asana, Gunungjati, Cirebon, mengaku menolak jenazah Syarif karena dinilai merusak citra Kesultanan Hanoman Cirebon. Warga membuat surat pernyataan penolakan dengan mengumpulkan tanda tangan lebih dari 600 orang.
Sejumlah spanduk juga terpasang di Gunung Sembung dan Gunungjati. Warga, hari ini, juga berjaga-jaga di sekitar pintu masuk komplek pemakaman tersebut. Bahkan Sultan Hanoman XII Cirebon, Sultan Muhammad Faladin, telah mengedarkan surat tak mengizinkan penguburan Syarif.
Syarif Dimakamkan di Pondok Rangon Besok Pukul 10.00 WIB
“Belum, belum, dari pihak kesultanan sana juga menolak alasan mereka tidak setuju dengan kegiatan tersebut. Kita siapkan di Pondok Rangon, kalau tidak bisa ditmpatkan di sana. Polisi selalu mencarikan tempat bagi yang bersangkutan untuk dimakamkan,” tutur Kadiv Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam, Kamis (21/4/2011).
Sebelumnya, ayah kandung Syarif, Abdul Gofur, saat dihubungi okezone, Kamis (21/4/2011), megatakan saat ini dirinya masih menunggu jenazah Syarif. Berdasarkan pengakuan Gofur, pada Rabu kemarin jenazah Syarif sudah diterbangkan menuju Cirebon dengan menggunakan helikopter. Namun, entah mengapa jenazah tidak jadi mendarat di Cirebon.
“Kemarin jenazah sudah sampai Jatibarang dengan menggunakan helikopter. Saya tak tahu jenazah Syarif dibawa kemana,” tukasnya.
Bahkan, kepada salah satu wartawan Gofur mengaku terpaksa akan membakar jenazah Syarif jika terus menerus ditolak warga. “Kalau ditolak terus, susah dikubur, ya bakar saja,” ujarnya.
Setelah mengalami penolakan pemakaman dari warga Kota Cirebon, orangtua M Syarif, pelaku bom bunuh diri di Mapolres Kota Cirebon, Abdul Gofur akhirnya menyerahkan pemakaman anak kandungnya tersebut kepada pihak kepolisian.
"Di (TPU) Pondok Rangon, besok jam 10.00 WIB," kata Gofur saat ditemui wartawan di Stasiun Kereta Api Cirebon, Jl Siliwangi, Kamis (27/4/2011).
Menurutnya, pemakaman tersebut berdasarkan usulan kepolisian. "Semuanya saya serahkan ke polisi," katanya.
Tidak seluruh keluarga akan menghadiri pemakaman Syarif. Namun dipastikan Ibunda Syarif, Sri Mulat, akan menghadiri pemakaman besok. "Ibunya sudah di Jakarta dari awal," kata Gofur.
Penolakan mulanya datang dari Keraton Kanoman. Keraton menolak Syarif dikubur di komplek pemakaman Kesultanan di Gunung Jati. Selain karena ulah Syarif tidak mengikuti prinsip hidup leluhurnya, garis keturunan Syarif tidak diakui di Keraton. Hal itu karena ibunya yang keturunan Keraton menikahi warga biasa.
Begitu pula dengan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jabang Bayi dan Progol yang ada di Kota Cirebon. Warga pun beramai-ramai menolak pemakaman itu karena khawatir dicap teroris.
Gofur akan berangkat ke Jakarta dengan menggunakan Kereta Api Cirebon Expres jurusan Cirebon-Gambir dengan jam keberangkatan pukul 18.30 WIB. Gofur yang mengenakan kemeja coklat tangan panjang tampak dikawal aparat kepolisian berseragam. ANT, detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar