Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Jumat, 14 Oktober 2011

Gempa Guncang Bali 10 Kali dalam Sehari

MANGUPURA, ReALITA Online — Gempa menguncang Bali, Kamis (13/10) kemarin siang, hingga sore. Tidak tanggung-tanggung, gempa terjadi hingga 10 kali, yang pertama pukul 11.16 WITA dengan kekuatan 6,8 Skala Richter (SR). Dan yang terakhir pukul 15.52 WITA bekekuatan 5,6 SR.

"Sudah 10 kali gempa. Sampai saat ini, yang 5,6 SR itu yang terakhir," kata Kepala Bidang Informasi dan Data Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah VIII di Tuban, Badung, Endro Tjahjono kepada Radar Bali (JPNN Grup) Kamis (13/10) petang.

Menurut Endro, gempa pertama terjadi pukul 11.16 Wita di lokasi 9,89 LS, 114.53 BT, atau 143 kilometer barat daya Nusa Dua dengan kedalaman 10 kilometer. Gempa susulan terus terjadi dalam waktu yang tidak beraturan. Namun di lokasi yang berdekatan. Walaupun demikian, pukul 15.52 WITA dengan kekuatan 5,6 SR kembali mengguncang di lokasi 9,76 LS, 114,53 BT atau 131 kilometer barat daya Nusa Dua. "Jaraknya masih berdekatan," jelasnya.

Endro menjelaskan, meski masyarakat Bali begitu merasakan guncangan hebat, gempa ini tidak menimbulkan gelombang tsunami. Ia mengatakan, terciptanya gelombang tsunami harus memenuhi empat syarat, yakni gempa terjadi di laut, berupa gempa dangkal, patahan vertikal, dan kekuatan gempa di atas 7 SR.

Nah, untuk gempa ini, syarat pertama sampai ketiga sudah terpenuhi. Namun, masih beruntung karena kekuatan gempa itu hanya 6,8 SR. Sehingga, sejumlah sirine tsunami yang dipasang di sejumlah pesisir Badung tidak dibunyikan.

"Untung saja satu syarat (terjadinya tsunami, Red) tidak terpenuhi. Yaitu kekuatannya tidak sampai 7 SR," jelasnya.

Menurut Endro, meskipun tidak sampai menciptakan gelombang tsunami, gempa ini mengakibatkan banyak kerusakan. “Bila dihitung dengan skala Modified Mercally Intensity (MMI), maka Kawasan Kuta dan Denpasar mendapat guncangan paling kuat. Yakni antara IV-V MMI. Sedangkan, semakin jauh dari episentrum gempa, getarannya semakin melemah. Seperti di Nusa Tenggara Barat.Gempa di Nusa Dua itu hanya sekitar III-IV MMI atau seperti getaran truk besar lewat. Gempa ini juga dirasakan di sejumlah kota di Jawa Timur termasuk Madura maupun Jawa Tengah dan Jogjakarta dengan skala MMI yang berbeda-beda,” jelas dia.

Ia menjelaskan, getarannya berbeda-beda. Di Kuta antara IV sampai V MMI. Sampai Lombok melemah hanya III sampai IV MMI.

Secara kasat mata, gempa di barat daya Nusa Dua ini mengakibatkan banyak kerusakan. Bahkan, gedung kantor BBMKG di Jalan Raya Tuban, Kuta ini mengalami kerusakan. Temboknya retak-retak, kaca jendela retak, dan plafon di lantai 2 ambruk.

Walau demikian, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) IGN Adnyana menyebutkan hanya wilayah Kuta yang sedikit mengalami kerusakan. Bahkan, di kawasan Nusa Dua yang paling dekat dengan pusat gempa dinyatakan bebas dari kerusakan ataupun korban. "Tidak ada yang mengalami kerusakan berat," kata Adnyana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar