![]() |
ilustrasi dana bos |
SOREANG, ReALITA Online — Menteri
Koodinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengatakan, kelancaran bantuan
operasional sekolah (BOS) tergantung dari komitmen yang dimiliki oleh setiap
kepala daerah.
Agung menyampaikan
hal itu saat melakukan kunjungan kerja ke Pesantren Palgenep Mathlaul Anwar di
Desa Margahayu Selatan, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat,
Kamis (18/8) lalu.
Agung
mengatakan, saat ini pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan Nasional,
Kementerian Keuangan, BPKP, dan Kementerian Dalam Negeri telah membentuk tim
khusus untuk menanggulangi ketidakberesan dalam penyaluran BOS di setiap
daerah.
Agung
mengharapkan, dengan dibentuknya tim tersebut bisa menghasilkan langkah strategis
bagi penyelesaian ketidakberesan penyaluran BOS tersebut
"Pada
triwulan ketiga ini, baru 100 kabupaten/kota di Indonesia yang telah
mendapatkan pencairan BOS. Kita inginkan BOS ini bisa digunakan tepat sasaran
agar operasional pendidikan menjadi tidak terhambat dan kegiatan belajar bisa
berjalan sebagaimana mestinya," ujar Agung.
Pada tahun
2012 mendatang, pemerintah pusat berkomitmen untuk meningkatkan anggaran BOS
menjadi Rp 23 triliun dari sebelumnya hanya Rp 20 triliun. Politisi Golkar ini
mengatakan, sekolah yang telah menerima dana BOS diharapkan tidak lagi memungut
biaya apapun kepada peserta didiknya.
Namun, Agung
mengakui, bahwa dana BOS saat ini hanya mampu menutupi kebutuhan biaya
operasional pendidikan sebesar 75 persennya saja. Sehingga, sisanya harus
menjadi tanggungjawab semua komponen pendidikan yang terlibat diantaranya warga
masyarakat, pengusaha dan orang tua siswa.
"Apabila
hal ini dilakukan, maka target pemerintah untuk meningkatkan angka partisipasi
pendidikan di Indonesia menjadi wajib belajar sembilan tahun akan terpenuhi.
Saat ini, rata-rata usia lama pendidikan masih 7,6 tahun. Apabila dibandingkan
dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura kita kalah jauh. Mereka sudah 15
tahun," ujarnya. kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar