![]() |
| aksi jahit mulut para petani |
JAKARTA, ReALITA Online — Tujuh petani
yang ikut aksi di depan Istana Negara menuntut penyelesaian masalah agraria
masuk unit gawat darurat. Mereka didiagnosis mengalami kekurangan cairan dan
gizi setelah hampir dua minggu ini menginap di DPR.
"Mereka
ingin kembali ke DPR," kata Yoris Sindhu Sunarjan, Ketua Serikat Tani
Nasional, Kamis (22/12/2011), yang mendampingi para petani yang dirawat di unit
gawat darurat. Para petani itu adalah Purwati (47), Yahya (47), Muslim (47),
Sulastra (37), Jumani (30), Musofa (26), dan Mesri (43).
"Mulai
aksi pukul 13.00, tidak lama kemudian dua orang pingsan," cerita Yoris.
Aksi pun tidak lama kemudian dihentikan. Setelah diperiksa, ternyata ada tujuh
orang yang sakit. Mereka dibawa ke RSCM sekitar pukul 16.30.
Para petani
tersebut terdiri atas suku Anak Dalam Bathin Bahar yang menuntut pengembalian
tanah adat mereka yang masuk dalam hak guna usaha (HGU) PT Asiatik Persada.
Ada juga warga
Pulau Padang yang lahan pertaniannya masuk wilayah hutan tanaman industri (HTI)
yang diberikan Kementerian Keuangan kepada PT Riau Andalan Pulp & Paper
(RAPP).
Mereka
menuntut pencabutan Surat Keputusan (SK) Menteri Kehutanan Nomor 327 Tahun 2009
yang memberi izin operasional bagi RAPP mengelola sepertiga wilayah Pulau
Padang menjadi hutan akasia.
Sebagai bentuk
protes, 18 petani Pulau Padang melakukan aksi jahit mulut sejak Senin
(19/12/2011). "Tuntutan umunya, agar dibentuk komisi nasional untuk
menyelesaikan 80.000 masalah agraria yang ada di Indonesia," kata
Yoris. kompas

Tidak ada komentar:
Posting Komentar