buruh blokir tol cikarang |
BEKASI, ReALITA Online — Blokade
di Jalan Teuku Umar, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, dibuka persis
pukul 18.00, menyusul berakhirnya unjuk-rasa buruh. Kendaraan pun bergegas
melanjutkan perjalanan.
Namun, karena banyaknya
kendaraan yang terjebak macet pada waktu yang bersamaan, butuh waktu lama
mengurai kepadatan kendaraan.
Pekerja
asal Bekasi di Jakarta kesulitan tansportasi
Pekerja yang bertempat tinggal
di Kota Bekasi dan bekerja di Jakarta kesulitan transportasi akibat aksi demo
buruh di Cikarang yang melumpuhkan tol mulai Pondok Gede, Bekasi Barat, Timur
hingga masuk ruas tol Kabupaten Bekasi pada Jumat sore.
"Saya harus naik ojek ke
Jatibening dari kawasan Semanggi setelah pulang kerja akibat teman-teman
terjebak kemacetan di tol menunju Bekasi," ujar Nindya pegawai perusahaan
yang bergerak di bidang properti di kawasan Semanggi Jakarta.
Ia biasanya naik patas AC M05
jurusan Blok M-Bekasi dan turun di pintu tol Jati Bening. Namun pada Jumat sore
bus patas tidak terlihat melewati kawasan Semanggi, padahal biasanya setiap 20
menit selalu ada bus yang sama melewati shelter tempat ia menunggu.
Nindya akhirnya memutuskan naik
ojek karena arus lalulintas di ruas jalan non tol dalam kota sangat padat,
sedangkan ia merasa tidak siap berhimpit-himpitan dalam mobil menuju ke rumah.
"Alhamdulillah perjalanan
ke rumah hanya 40 menit meski saya harus membayar Rp50 ribu, sedangkan biasanya
hanya Rp6.500 untuk bus patas dan Rp10.000 untuk ojek," ujar Nindya yang
menetap di perumahan Jaka Permai itu.
Seorang karyawan swasta lain,
Kartini, memilih naik kereta api akibat adanya aksi demo yang melumpuhkan jalan
tol di wilayah Pondok Gede, Cikarang hingga meluas ke Karawang dan Purwakarta
itu.
"Saya biasanya naik
omprengan plat hitam dan disambung angkot ke Bekasi. Dengan adanya demo
akhirnya naik kereta meski dari stasiun Bekasi harus naik kendaraan lagi menuju
terminal dan ojek ke Perumnas III," ujar karyawan yang bekerja di biro
perjalanan di kawasan Harmoni itu.
Kepadatan penumpang di
gerbong-gerbong kereta api sangat kentara dengan tambahan penumpang angkutan
umum yang beralih ke moda transportasi kereta api.
Pada pemberangkatan KRL dari
stasiun Manggarai menuju Jatinegara dan stasiun Kota Bekasi pada Jumat sore
terjadi luberan penumpang hingga sulit untuk bernafas. Kondisi itu makin
diperparah ketika di stasiun Jatinegara ratusan penumpang lain yang akan ke
Bekasi ikut naik.
"Kondisinya sudah sangat
berdesak-desakan dan udara di kereta AC itu jadi terasa panas, tapi penumpang
tetap sabar dan tidak menggerutu," ujarnya.
Petugas PT Kereta Api
Indonesia, Arif, membenarkan lebih padatnya penumpang yang balik ke stasiun
Kota Bekasi pada Jumat sore.
"Kita sulit bergerak dan
akhirnya tidak bisa melakukan pemeriksaan dan membolongi tiket penumpang,"
ujarnya. ANT, kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar