Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro |
JAKARTA, ReALITA Online — Menteri
Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mempersilakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
untuk memantau proses pengadaan 100 unit Main Battle Tank "Leopard".
"Kita
sudah ada kerja sama dengan KPK dan sistem pengadaan barang dan jasa di
lingkungan Kementerian Pertahanan sudah berjalan baik," katanya, usai
beramah tamah dengan para pimpinan media massa di Jakarta, Selasa (17/1) malam.
Purnomo
menjelaskan dalam pengadaan barang dan jasa di Kementerian Pertahanan ada
sistem pengawasan yang dilakukan oleh Komisi Tertinggi Kemhan yang dipimpin
Wakil Menteri Pertahanan dan Tim Konsultasi Pencegahan Penyimpangan Pengadaan
Barang dan Jasa yang dipimpin Irjen.
"Khusus
proses pengadaan barang dan jasa dilakukan oleh Badan Sarana Pertahanan
Kementerian Pertahanan, jadi sistem pengawasan, pencegahan, penyimpangan
pengadaan barang dan jasa sudah berjalan baik," katanya.
Hal senada
dilontarkan Irjen Kementerian Pertahanan Laksamana Madya Gunadi yang mengatakan
pihaknya ingin BPK dan KPK masuk dalam Tim Konsultasi Pencegahan Penyimpangan
Pengadaan Barang dan Jasa.
Namun
aturannya kan tidak memperbolehkan seperti itu, namun kita sudah ada kerja sama
dengan kedua instansi tersebut. Kerja sama itulah yang menjadi saluran positif
antara Kemhan, BPK dan KPK," ungkapnya.
Jadi, tambah
Gunadi, silakan saja jika KPK atau BPK ingin bertanya segala sesuatu tentang
proses pengadaan barang dan jasa di Kementerian Pertahanan termasuk dalam
pengadaan 100 unit Main Battle Tank "Leopard".
TNI AD akan
melengkapi sistem pertahanan dengan memborong arsenal dari lima pabrik di Eropa
dan Amerika. Peralatan yang akan dibeli dengan dana APBN 2011 sebesar Rp 14
triliun itu dipastikan produk baru.
Alutsista yang
akan dibeli tersebut, antara lain, Leopard 2A6 yang berbobot 62 ton yang juga
dipakai Angkatan Darat Kerajaan Belanda.
Indonesia akan
membeli 100 unit tank yang sudah dipakai di 15 negara itu dengan harga per unit
280 juta dollar AS; namun dengan serangkaian negosiasi berkurang jauh menjadi
100 juta dolar Amerika Serikat per unit. TNI AD juga akan membeli multiple
launch rocket system untuk kekuatan 2,5 batalyon.
Untuk meriam
155 buatan Perancis dan helikopter serang darat AH-64 Apache buatan Boeing,
Amerika Serikat, TNI-AD juga mendapatkan harga khusus yang relatif murah.
Khusus untuk delapan helikopter, Amerika Serikat memberikan diskon lima juta
dollar AS sehingga harganya turun menjadi 25 juta dollar AS.
Terkait
pengadaan sejumlah alutsista tersebut, sebelumnya Indonesia Police Watch
mengingatkan agar dilakukan pengawasan ketat agar dalam proses pengadaannya
tidak terjadi "permainan", korupsi, atau gratifikasi antarpihak
terkait atau dengan perusahaan produsen. ANT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar