BEKASI, REALITA
Online — Seratus
perwakilan pelajar dari sembilan sekolah di Kota dan Kabupaten Bekasi, Jawa
Barat, berpartisipasi dalam kegiatan olah raga bertajuk "Celebrating
Diversity in American Sports" yang digelar oleh Kedutaan Besar Amerika
Serikat untuk Indonesia.
"Selain
musik, bahasa universal lain yang dapat melebur segala macam perbedaan adalah
olahraga. Begitu terlibat dalam permainan olahraga apa pun, perbedaan yang ada
tak akan terasa," kata Konsuler Bidang Kebudayaan dan Informasi Kedubes AS
untuk Indonesia, Don Q Washington, di Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jumat,(10/2/2012).
Kegiatan
tersebut bertempat di pabrik PT Coca Cola Amatil, Cibitung, Kabupaten Bekasi
selama enam bulan mulai,Kamis (9/2/2012), dan dilakukan secara rutin setiap
sepekan sekali, bertempat di lapangan Taji Malela yang berlokasi di Rawalumbu,
Kota Bekasi.
"Melalui
program ini, kami ingin pemuda Indonesia mampu berinteraksi dengan pemuda dari
latar belakang budaya yang berbeda. Termasuk dalam hal olahraga," kata
Don.
Kondisi
Amerika hampir mirip dengan Indonesia dalam hal keragamannya. Oleh karena itu,
diharapkan Don, keberhasilan peleburan keragaman melalui olahraga di Amerika
dapat berhasil pula di Indonesia.
Kelompok
siswa dibagi berdasarkan olahraga yang dilakukan, yakni basket dan sepak bola.
Kelompok sepak bola pun dibagi lagi ke dalam grup-grup lebih kecil yang
masing-masing mempelajari teknik berbeda secara bergiliran mulai dari
dribbling, capping, passing, dan lain-lain.
"Lee
Hawkins dan sejumlah pelatih lain dari ASA Foundations mengawasi langsung
kepiawaian para siswa memainkan teknik sepak bola. Sekitar bulan Mei, kami
selenggarakan turnamen untuk melihat sejauh mana kemampuan mereka setelah
mengikuti pelatihan," kata Don.
Akan
tetapi, ia belum dapat memastikan apakah tim pemenang akan mendapatkan
kesempatan belajar langsung sepak bola dan bola basket di Negeri Paman Sam.
Namun sebelum program ini digulirkan, dua siswi SMA di Jakarta sudah
mendapatkan kesempatan emas tersebut.
Mereka
adalah Agnes (17) dan Puspa (17) yang berkesempatan melihat langsung sistem
pembelajaran sepak bola di Amerika selama dua pekan. Meskipun secara teknik
permainan hampir tidak banyak perbedaan, tapi mereka merasakan sesuatu yang
lain di sana.
"Mayoritas
orang tua di sana sangat mendukung keinginan anaknya mendalami salah satu olah
raga tertentu, sehingga saat masih kecil pun pembinaan sudah diberikan.
Sepak
bola yang di negeri kita masih dianggap tabu untuk dimainkan perempuan, di sana
sama sekali tidak," katanya. ANT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar