Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Senin, 13 Februari 2012

Yudhoyono Akui Pertemuan dengan Nazaruddin di Cikeas

Presiden SBY
JAKARTA, ReALITA Online — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui adanya pertemuan dengan  terdakwa kasus korupsi Wisma Atlet M Nazaruddin sebelum mantan bendahara umum Partai Demokrat itu melarikan diri ke Singapura.
Dalam silaturahmi dengan wartawan di Istana Negara, Jakarta, Senin malam, Presiden  menjawab pertanyaan wartawan dan mengemukakan bahwa pertemuan di kediaman pribadinya Puri Cikeas Indah pada 23 Mei 2011 adalah forum dewan kehormatan Partai Demokrat untuk menyidangkan Nazaruddin.
"Jadi pertemuan dalam sidang dewan kehormatan, semua masih ingat apa yang dibicarakan, tidak bicara apa pun kecuali kita tanya apa yang terjadi," ujarnya.
Presiden menjelaskan dewan kehormatan Partai Demokrat telah mengkaji tuduhan korupsi yang dilayangkan kepada Nazaruddin dan berpendapat bahwa memang terdapat indikasi kuat bahwa Nazaruddin terlibat dalam kasus tersebut.
"Intinya karena sudah dikaji dan dipelajari bahwa yang bersangkutan terlibat masalah hukum. Sebenarnya kita persilakan untuk mundur dari posisinya sebagai pengurus Partai Demokrat," ujarnya.
Berdasarkan laporan dari Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, lanjut Presiden, Nazaruddin tidak harus diberhentikan karena siap untuk mundur dari jabatannya sebagai bendahara umum.
Dalam kapasitas sebagai Ketua Dewan kehormatan Partai Demokrat, Yudhoyono kemudian bertemu dengan Nazaruddin namun dalam pertemuan itu yang bersangkutan tidak mengakui perbuatannya.
"Saya melihat seperti itu dengan apa yang disampaikan kepada saya sebelumnya, boleh ketemu saya tapi dalam hubungan sebagai ketua dewan kehormatan. Saya didampingi dewan kehormatan lengkap dan memang saya memanggil yang bersangkutan tapi di situ berbeda dengan yang disampaikan oleh ketua umum. Yang bersangkutan bicara kurang jelas ke kiri-kanan," tuturnya.
Yudhoyono mengaku dalam pertemuan pada 23 Mei 2011 itu dirinya marah karena sikap Nazaruddin tidak sesuai dengan yang dilaporkan oleh Ketua Umum Partai Demokrat.
Menurut dia, pertemuan tersebut tidak berlangsung lama dan Dewan Kehormatan Partai Demokrat segera memberhentikan Nazaruddin dari jabatannya sebagai bendahara umum Partai Demokrat.  ANT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar