![]() |
Agus-balita berkelamin ganda dipangkku ibunya |
KARAWANG,
ReALITA Online — Agus
Ramdani, balita yang saat ini berumur 22 bulan diketahui memiliki kelamin ganda.
Kelainan anak hasil perkawinan Asep bin Kamin dengan Nurhikmah binti Suwarso,
hingga saat ini belum pulih karena kedua
orangtuanya itu tidak mempuyai uang. Status kelamin balita ini pun tidak jelas
laki-laki apa perempuan.
ASEP dan Nurhikmah memberi nama
Balitanya Agus Ramdani karena mereka berpegang kepada ungkapan bidan Neneng
yang menangani persalinan Nurhikmah pada 13 Agustus 2010 silam, bahwa bayi yang
dilahirkan sejatinya adalah laki-laki tapi berkelamim ganda. Karena itu, bidan
Neneng menyarankan supaya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten
Karawang.
Apa yang disarankan Neneng, ujar
Nurhikmah lagi, dia dan Asep suaminya mengiyakan, tetapi tidak dijalankan.
Alasannya karena tidak mempunyai uang untuk melakukan rujukan ke RSUD yang
disebutkan sang bidan.
Kondisi fisik Agus memang tampak sehat dan
tidak melumpuhkan gerak-geriknya kemana ia mau.
Walaupun tidak memiliki uang, namun Asep
ayah Agus merasa penasaran setelah istrinya menyaksikan Agus ketika kencing,
ternyata air kencing dari bagian bawah yang ada lobang. Akhirnya mereka membawa
Agus ke Puskesmas Tirtajaya. Hasil diagnosa dokter Puskesmas tersebut tidak jauh
berbeda dengan apa yang diungkapkan bidan
Neneng sebelumnya. Lagi-lagi Asep tak kunjung melakoni saran dokter.
Dari hari ke minggu dan bulan sampai
tahun ketemu tahun hingga Agus Ramdani kini berusia 23 bulan—pengobatan tidak
pernah ada. Ironisnya, kedua orangtua Balita malang ini seolah pasrah akan
nasib anaknya. Maklum, Asep selaku soko guru dalam rumah tangganya tidak
memiliki pekerjaan menetap alias serabutan. Bahkan orangtua pasangan suami
istri ini pun tidak memiliki harta benda untuk keperluan pengobatan Agus agar kelaminnya bisa dipastikan.
Warga Dusun Kedung Asem, RT.01,RW.01,
Desa Sirkanmulyan, Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, ini
sangat jauh dari kemungkinan bisa mengobati Agus putranya semata wayang itu
untuk berobat ke rumah sakit.
Menurut pengamatan ReALITA harapan keluarga yang ekonominya tidak mampu
ini, tidak lain hanya perhatian Bupati Kabupaten Karawang Drs H Ade Swara,M
Hum, supaya penyakit unik balita Agus bisa tertangani secara medis untuk
memastikan kelaminnya.
Mengamati kondisi fisik Agus, tampaknya
berkelamin perempuan bukan laki-kaki. Seperti dituturkan Nurhikmah bahwa Agus setiap
buang air kecil justru air kencing keluar dari lubang di bagian bawah.
Selain itu, daging yang menonjol keluar
mirip kelamin laki-laki diprediksi adalah bagian dari alat kelamin perempuan.
Dikarenakan terlalu lama dibiarkan tanpa penanganan medis secara serius,
akhirnya kian terbentuk daging berbentuk kelamin laki-laki.
Sementara itu, Kepala Desa
Sirkanmulyan, Rusdi, ketika dikonfirmasi di kediamannya mengatakan tidak mengetahui ada anak warganya yang berkelamin ganda.
Rusdi justru tampak kaget.
“Tidak ada laporan kepada kami, saya
baru tahu setelah kedatangan wartawan. Kalau ada laporan, saya pasti segera merujuknya
ke RSUD Karawang,” ujarnya.
Keluarga Asep tidak hanya luput dari
perhatian Pemerintah Desa Sirkanmulyan. Juga keluarga yang nyata-nyata tidak
mampu ini tidak tercatat dalam program pengobatan gratis untuk jadi peserta Jamkesda
maupun Jamkesmas.
Mungkin dengan bermodalkan kartu sehat
itulah Asep dan Nurhikmah akan meringankan langkahnya menuju RSUD. Akan tetapi,
mengapa warga asli Kabupaten Karawang ini luput dari pendataan peserta
pengobatan gratis yang selama ini jadi kepentingan politik para pengusaha atau
pemegang otoritas di kota lumbung padi itu?
Apapun alasannya, Asep beserta anak dan
istrinya penduduk Kabupaten Karawang harusnya mendapat perlakukan yang sama
dengan masyarakat lainnya. “Binatang piaraan saja kalau sakit pasti diobati,
apalagi Agus anak Indonesia yang tinggal tak jauh dari Rengasdengklok pelopor
proklamasi, wajib mendapat perhatian pemerintah tanpa terkecuali,” ujar Nano warga
Desa Rengasdengklok Utara. Ust Syamsudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar