Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Kamis, 28 Juni 2012

Asep: “Jangankan Berobat, Penuhi Kebutuhan untuk Sehari-hari Saja Sulit”


Agus dan kedua orangtuanya
KARAWANG, ReALITA Online — Asep bin Kamin tidak memiliki pekerjaan yang menetap. Sehari-hari ia jadi buruh tani di sawah milik orang lain. Dia tidak memiliki sejangkal pun tanah, baik warisan dari orangtua maupun hasil beli sendiri. Asep dan istri bersama balitanya tinggal di sebuah rumah sangat sederhana berlantaikan tanah berdinding bilik. Bila musim hujan disertai angin kencang, mereka harus was-was  penuh  gelisah rumah mereka akan rubuh. Dia mengaku sangat prihatin akan kondisi anaknya berkelamin ganda dan selalu berpikir bagaimana supaya bisa sembuh. Dikarenakan tidak punya uang, kepeduliannya terhadap anaknya tidak pernah terlaksana.
Berikut ini Asep memaparkan kepada ReALITA:
          SEJAK Agus lahir kami sudah tahu dia berkelamin ganda dari ibu bidan Neneng. Kata bu bidan  bayi kami laki-laki, itulah sebabnya saya beri nama Agus Ramdani. Ketika itu ibu bidan juga mengajurkan supaya kami merujuk Agus ke RSUD Karawang. Ya, itu tadi, karena terbentur dana akhirnya kami tidak pernah melakoni saran bu bidan.
Dokter di Puskesmas Tirtajaya juga membenarkan Agus berkelamin ganda dan harus dirujuk ke RSUD supaya mendapat perawatan lebih serius. Lagi-lagi saya tidak lakukan karena  belum juga punya uang. Jangankan mengobati Agus untuk makan saja kami masih repot, akhirnya saya pasrah kepada Allah swt saja bagaimana nasib hidup Agus  dan kondisi dia setelah besar nanti.
Kalau saya punya sawah atau benda apa saja yang bisa dijual, pa        sti sudah saya jual demi kesembuhan anak kami Agus, tapi sama sekali kami tidak punya apa-apa. Saya berniat mau pinjam kepada orangtua dan mertau, tapi mereka pun sama sekali tidak punya harta yang bisa dijual.
Saya pernah mendengar ada perobatan gratis dari pemerintah melalui Jamkesda dan Jamkesmas, tapi keluarga saya tidak pernah didata pak Ketua RT maupun Wakil dan Kepala Dusun. Saya tidak mengerti bagaimana caranya untuk mendapatkannya.
Menyoal mengapa tidak melaporkan kepada Kepala Desa Sirkanmulyan tentang kondisi kesehatan Agus, saya takut melaporkan kepada pa lurah karena saya menganggap percuma tidak bakal ada tanggapan. Setahu saya namanya penyakit tidak lepas dari uang dan pasti pakai uang. Saya sadar tidak punya uang untuk mengobati Agus anak saya.
Daging yang menonjol keluar saya yakini bukan kelamin laki-laki karena tidak terdapat buah zakar. Karena itu saya kurang yakin anak saya Agus laki-laki.
Bagaimana supaya Agus bisa teratasi dari kelamin ganda, saya tidak bisa jawab dan berbuat apa-apa. Kecuali kalau hati orang-orang yang berduit terketuk untuk meringankan tangan merogoh kantongnya untuk membantu biaya pengobatan Agus. Musibah yang menimpa anak kami Agus saya serahkan kepada Allah yang maha kuasa karena kehendak-Nyalah yang jadi.
Bagi yang terketuk hatinya untuk membantu derita Agus silahkan hubungi 081386906262, 081584777977 atau melalui rekening .    


Tidak ada komentar:

Posting Komentar