Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Sabtu, 16 Juni 2012

Akhirnya Kembar Siam Anak Sargoni Meninggal


BEKASI, ReALITA Online — Bayi kembar siam putri pasangan Sargoni (39)-Miefriyanti (28) hanya bertahan hidup 15 hari. Bayi kembar yang diberi nama Siti Zahra dan Siti Zahira itu meninggal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Jumat (15/6/2012) kemarin pukul 13.45.
"Kondisi kesehatan bayi kembar siam itu sudah menurun sejak tiga hari yang lalu akibat kelainan organnya," ungkap Direktur Utama RSUD Kota Bekasi, Dokter Titi Masrifahati, seperti dikutip Warta Kota, Jumat (15/6).
Kembar siam itu itu dilahirkan Kamis, (31/5/2012) sekitar pukul 02.35, di Rumah Sakit Kartika Husada, Tambun, Kabupaten Bekasi. Kemudian bayi kembar siam itu menjalani perawatan sepekan di RSUD Kota Bekasi sebelum dirujuk ke RSCM Jakarta, Kamis (7/6/2012) lalu.
Menurut Dokter Titi, hasil pemeriksaan CT-Scan dan Angiography oleh Tim RSCM menunjukkan bahwa bayi kembar siam tersebut memiliki hati dan jantung yang menyatu.
"Karena organ hati dan jantung menyatu, bayi kembar siam itu tak dapat dipisahkan," ungkapnya.
Bayi kembar siam berjenis kelamin perempuan, itu tiba di rumah duka, Jalan Mangga Nomor 70, Mekarsari Timur RT6/2, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi sekitar pukul 18.00. Setelah dimandikan, dikafani, dan dishalati, jasad keduanya langsung dimakamkan pihak keluarga di TPU Mekarsari, Tambun, yang berjarak sekitar dua kilometer dari rumah duka.
"Kami sudah mengikhlaskan, ini sudah jalan takdir anak saya. Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu perawatan anak saya, selama di Bekasi maupun di RSCM," tutur Sargoni.
Karena bagian perut salah satu bayinya berlubang, kata Sargoni, maka harus dilakukan operasi untuk menutupinya agar jangan sampai ada virus atau bakteri yang masuk. Operasi itu dilakukan Tim Dokter RSCM, Jumat (15/6) pagi sekitar pukul 09.00.
"Dokter RSCM nggak sanggup memisahkan. Semua organ dalam, jantung dan hati anak saya serba dua, yang jadi problem itu kan posisinya saling menyatu. Hanya ada operasi kecil untuk menutupi lubang itu. Saya berharap anak saya bisa dipisahkan, ternyata takdir bicara lain," kata Sargoni. Sumber:tribunnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar