Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Sabtu, 02 Juni 2012

Gelar Wayang Kulit Peringati Lahirnya Pancasila


BEKASI, ReALITA Online — Memperingati hari lahirnya Pancasila, 1 Juni 1945, Kota Bekasi mengadakan acara ruwatan dan syukuran dengan pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Mantep Sudharsono di Lapangan Multi Guna, Kota Bekasi, Jumat 1 Juni 2012  malam.
Walikota Bekasi H Rahmat Effendi mengatakan di depan masyarakat Bekasi, banyak hal yang biasanya disampaikan pada pagelaran wayang kali ini.
“Ki Mantep nantinya akan menampilkan cerita pewayangan yang memuat nilai-nilai kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara berupa nilai kepemimpinan, perilaku dan karakter dan nilai-nilai Pancasila lainnya,” katanya.
Kini berbagai gejala menunjukkan kian pudarnya nilai-nilai Pancasila dalam praktek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Potensi ancaman tehadap Pancasila berbagai bidang meliputi: ideologi, politik, ekonomi, sosial serta budaya.
Untuk itu, peringatan hari lahirnya Pancasila ini patut dijadikan momentum untuk menanamkan pada sanubari masing-masing, sekaligus menggelorakan kembali kepada masyarakat Kota Bekasi menghayati dan mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan.
“Karena nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila sebagai dasar negara selalu relevan, sekarang dan masa yang akan datang sesuai dengan kondisi masyarakat Indonsesia, khususnya masyarakat Kota Bekasi yang heterogen etnik,” kata Walikota Bekasi.
Sekarang ini terdapat 33 persen masyarakat Jawa yang ada di Kota Bekasi, diikuti masyarakat asli Bekasi dengan 28 persen, ini menunjukkan besarnya keanekaragaman etnik di Kota Bekasi.
Walikota Bekasi Rahmat Effendi juga berharap kepada masyarakat Bekasi yang beranakaragam  tersebut untuk membina persatuan dan kesatuan dalam upaya membangun kota Bekasi, dengan mengedepankan budaya musyawarah dan gotong royong yang saat ini hampir luntur. Untuk itu semua etnik boleh tinggal dan sekaligus bersama-sama membangun kota Bekasi.
“Semua boleh tinggal di Kota Bekasi, tidak ada perbedaan, karena kita sama, yang mencintai Kota Bekasi,” tandasanya. esi,Sumber:Info Publik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar