BEKASI, ReALITA
Online — Memperingati
hari lahirnya Pancasila, 1 Juni 1945, Kota Bekasi mengadakan acara ruwatan dan
syukuran dengan pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Mantep Sudharsono di Lapangan
Multi Guna, Kota Bekasi, Jumat 1 Juni 2012 malam.
Walikota
Bekasi H Rahmat Effendi mengatakan di depan masyarakat Bekasi, banyak hal yang
biasanya disampaikan pada pagelaran wayang kali ini.
“Ki
Mantep nantinya akan menampilkan cerita pewayangan yang memuat nilai-nilai
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara berupa nilai kepemimpinan,
perilaku dan karakter dan nilai-nilai Pancasila lainnya,” katanya.
Kini
berbagai gejala menunjukkan kian pudarnya nilai-nilai Pancasila dalam praktek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Potensi ancaman tehadap
Pancasila berbagai bidang meliputi: ideologi, politik, ekonomi, sosial serta
budaya.
Untuk
itu, peringatan hari lahirnya Pancasila ini patut dijadikan momentum untuk
menanamkan pada sanubari masing-masing, sekaligus menggelorakan kembali kepada
masyarakat Kota Bekasi menghayati dan mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan.
“Karena
nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila sebagai dasar negara selalu relevan,
sekarang dan masa yang akan datang sesuai dengan kondisi masyarakat Indonsesia,
khususnya masyarakat Kota Bekasi yang heterogen etnik,” kata Walikota Bekasi.
Sekarang
ini terdapat 33 persen masyarakat Jawa yang ada di Kota Bekasi, diikuti
masyarakat asli Bekasi dengan 28 persen, ini menunjukkan besarnya
keanekaragaman etnik di Kota Bekasi.
Walikota
Bekasi Rahmat Effendi juga berharap kepada masyarakat Bekasi yang beranakaragam
tersebut untuk membina persatuan dan kesatuan dalam upaya membangun
kota Bekasi, dengan mengedepankan budaya musyawarah dan gotong royong yang saat
ini hampir luntur. Untuk itu semua etnik boleh tinggal dan sekaligus
bersama-sama membangun kota Bekasi.
“Semua
boleh tinggal di Kota Bekasi, tidak ada perbedaan, karena kita sama, yang
mencintai Kota Bekasi,” tandasanya. esi,Sumber:Info Publik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar