KARAWANG,
ReALITA Online — Portal
pembatas kendaraan di pertigaan Badami, Kecamatan Telukjambe Barat, yang
sebelumnya telah ditutup dengan cara dilas oleh masyarakat, kembali dibuka oleh
aparat gabungan dari Kepolisian, Satuan Polisi Pamong Paraja (satpol PP) dan Tentara
Nasional Indonesia, Jumat (8/6/12).
Dari informasi yang dikumpulkan, pembukaan portal tersebut
dilakukan atas desakan pengusaha yang merasa aktivitas bisnisnya terganggu.
Mereka kemudian mendesak unsur Muspida Karawang untuk membuka portal supaya
kendaraan berat tetap bisa melintasi ruas jalan Badami-Loji.
“Para pengusaha Kamis malam menemui bupati. Intinya mereka meminta
portal yang telah ditutup warga dibuka kembali,” ujar Kepala Seksi intelejen
Kejaksaan Negeri (Kasi Intel Kejari), Imran Yusuf, seusai mengikuti sidang
Paripurna DPRD, Jumat siang.
Menurut dia, dalam pertemuan itu, para pengusaha mengaku
aktivitas pabriknya tidak bisa jalan akibat penutupan portal tersebut. Para
pengusaha kemudian mengancam akan memberhentikan semua karyawannya jika portal
terus ditutup.
Dikatakan Imran, karena bupati saat itu kesehatannya kurang fit,
akhirnya permasalahan tersebut diserahkan kepada unsur Muspida setempat. “Rapat
mengenai hal itu berlangsung hingga larut malam,” ujar Imran.
Keterangan Imran ternyata dibantah oleh Asisten Pemerintahan
Setda, Tatang Yudianto. Menurut dia pembukaan portal memang hasil rapat Muspida
pada Kamis malam. Namun alasan pembukannya bukan karena desakan pengusaha,
melainkan karena perbaikan jalan Badami-Loji akan segera dilakukan.
Dihubungi terpisah, tokoh masyarakat Karawang Selatan, H.
Jenal Murtadlo, mengaku belum menerima informasi soal pembukaan portal oleh
petugas. Namun, jika hal tersebut benar, maka pihaknya akan kembali menurunkan
massa ke kantor bupati.
Menurut dia, pada hari Kamis, memang pihaknya diundang bupati
untuk membahas pembukaan portal. Selain tokoh masyarakat dan pemuda, bupati
juga mengundang pihak pengusaha yang dan aparat terkait lainnya.
Akan tetapi, lanjut Jenal, Kamis siang bupati malah menerima
para pengusaha terlebih dahulu di ruang kerjanya. Sedangkan unsur tokoh
masyarakat dan pemuda dibiarkan menunggu berjam-jam di luar ruangan.
“Kami baru diajak bicara pada Kamis petang. Itupun bukan
dengan bupati tetapi hanya dihadapi Asisten Pemerintahan dan unsur Polisi serta
TNI,” kata Jenal.
Oleh karena itu, lanjut dia, para tokoh dan pemuda merasa
tersinggung dan langsung walkout dari ruang rapat. “Kami tidak pernah
menyepakati soal pembukaan potal,” kata Jenal
Seperti diketahui Senin (5/6/12) lalu, ratusan massa dari
Kecamatan Pangkalan, Tegalwaru, dan Telukjambe Barat ditambah anggota LSM GMBI
(Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia) serta Tim Inti Karangtaruna (Tikar)
kembali berujuk rasa menuntut perbaikan ruas jalan Badami-Loji. Mereka bahkan
sempat mengamuk dengan membakar pos TPR (tempat pemungutan retribusi) dan
memukuli tiga pegawai Dinas Perhubungan yang sedang mengutip dana dari para
sopir truk.
Aksi pembakaran dan pemukulan tersebut diduga kuat dipicu
oleh kekecewaan massa oleh ulah oknum pegawai Dishub yang membiarkan kendaraan
berat kembali melintasi jalur Badami-Loji. Padahal, beberapa jam sebelumnya
massa pengunjuk rasa telah menutup portal pembatas kendaraan dengan cara dilas.
PRLM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar