ilustrasi pembunuhan |
BEKASI, ReALITA
Online — Desi Juwitasari (23) seorang penata
rumah tangga ditemukan tewas akibat dibunuh di rumah majikan di Kompleks
Kranggan Permai, Jatisampurna, Pondok Gede, Kota Bekasi, Minggu (2/9/2012).
Desi, warga Cibeureum, Ciaruteun Udik,
Cibungbulang, Bogor, dibunuh oleh lelaki yang diyakini kekasihnya yakni Asep
Kamaludin 24, warga Cibening, Pamijahan, Bogor. Keduanya berkenalan melalui
situs jejaring sosial Facebook tiga bulan lalu.
Kapolsek
Pondok Gede Komisaris Darmawan Karosekali, Senin (3/9/2012), mengatakan, Asep
berhasil ditangkap di rumah di Cibening hari Senin pukul 02.00 oleh tim
gabungan Polsek Pondok Gede dan Polres Kota Bekasi.
Keberhasilan
penangkapan itu berawal dari temuan jenazah Desi pada Minggu pukul 11.00. Siang
itu, Polsek Pondok Gede menerima informasi adanya dugaan pembunuhan dari
seorang saksi bernama Rumondang, kerabat Rusmaria, pemilik rumah di Kranggan
Permai, tempat Desi bekerja sebagai PRT beberapa tahun ini.
Rumondang
datang ke rumah kerabatnya karena ditelepon oleh ketiga anak Rusmaria yang
kebingungan melihat Desi, pengasuh mereka, tertelungkup di sofa ruang tamu,
berselimut kain, tetapi mengeluarkan bercak darah.
Petugas
yang datang kemudian mengolah TKP dan menanyai saksi-saksi. Saat ditemukan,
Desi berkaos merah jambu, berselimut kain, tetapi cuma bercelana dalam. Celana
panjang terlepas.
Pada
jenazah Desi ditemukan lebam di muka, kepala bagian belakang, dan leher. Diduga
korban dibunuh dengan cara dipukuli dan dicekik. Dari olah TKP dan pemeriksaan
saksi, diketahui bahwa sebelum Desi tewas, gadis itu dikunjungi oleh seorang
pemuda dengan ciri-ciri yang mengharah kepada Asep. Dari pelacakan dan
perburuan, Asep berhasil ditemukan dan ditangkap.
Darmawan
mengatakan, kunjungan Asep itu terjadi pada Sabtu (1/9/2012) malam sekitar
pukul 19.00. Asep dan Desi sudah kenal dekat dan diduga punya hubungan asmara.
Saat kunjungan itu, di rumah itu hanya ada tiga anak perempuan Rusmaria. Sang
majikan pergi sudah seminggu ini untuk menemani suami yang sedang sandar kapal
di Manado, Sulawesi Utara.
Selanjutnya,
saat ketiga anak majikan berada di kamar, Asep dan Desi bercumbu di ruang tamu.
Saat itulah, Asep meminta Desi untuk berhubungan intim. Namun, karena Desi
menolak, Asep menjari marah dan gelap mata. Desi dipukul, dibekap bantal, dan
dicekik sehingga tewas.
Asep
kemudian pergi dengan membawa telepon seluler dan kamus elektronik milik Desi.
Sebelum Asep pergi, pemuda itu memanggil anak-anak Rusmaria. Salah satu anak
turun dari kamar, melihat Desi tertelungkup, dan menanyakan hal tersebut kepada
Asep.
"Tersangka
bilang korban sakit. Anak majikan tidak curiga, kembali ke kamar tidur, dan
membiarkan Asep pergi," kata Darmawan. Anak-anak Rusmaria baru kebingungan
ketika melihat Desi tetap tidak terbangun dari kondisi tertelungkup di sofa.
Mereka
pun menghubungi salah satu kerabat yang kemudian mengabarkan informasi
pembunuhan ke polisi. Kepada penyidik, kata Darmawan, Asep mengakui
perbuatannya. Latar belakang pembunuhan itu akibat korban menolak diajak
hubungan badan. Sumber: Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar