Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Selasa, 04 September 2012

PRT Dibunuh Kekasih Karena Tolak Hubungan Badan


ilustrasi pembunuhan
BEKASI, ReALITA Online — Desi Juwitasari (23) seorang penata rumah tangga ditemukan tewas akibat dibunuh di rumah majikan di Kompleks Kranggan Permai, Jatisampurna, Pondok Gede, Kota Bekasi, Minggu (2/9/2012).
          Desi, warga Cibeureum, Ciaruteun Udik, Cibungbulang, Bogor, dibunuh oleh lelaki yang diyakini kekasihnya yakni Asep Kamaludin 24, warga Cibening, Pamijahan, Bogor. Keduanya berkenalan melalui situs jejaring sosial Facebook tiga bulan lalu.
Kapolsek Pondok Gede Komisaris Darmawan Karosekali, Senin (3/9/2012), mengatakan, Asep berhasil ditangkap di rumah di Cibening hari Senin pukul 02.00 oleh tim gabungan Polsek Pondok Gede dan Polres Kota Bekasi.
Keberhasilan penangkapan itu berawal dari temuan jenazah Desi pada Minggu pukul 11.00. Siang itu, Polsek Pondok Gede menerima informasi adanya dugaan pembunuhan dari seorang saksi bernama Rumondang, kerabat Rusmaria, pemilik rumah di Kranggan Permai, tempat Desi bekerja sebagai PRT beberapa tahun ini.
Rumondang datang ke rumah kerabatnya karena ditelepon oleh ketiga anak Rusmaria yang kebingungan melihat Desi, pengasuh mereka, tertelungkup di sofa ruang tamu, berselimut kain, tetapi mengeluarkan bercak darah.
Petugas yang datang kemudian mengolah TKP dan menanyai saksi-saksi. Saat ditemukan, Desi berkaos merah jambu, berselimut kain, tetapi cuma bercelana dalam. Celana panjang terlepas.
Pada jenazah Desi ditemukan lebam di muka, kepala bagian belakang, dan leher. Diduga korban dibunuh dengan cara dipukuli dan dicekik. Dari olah TKP dan pemeriksaan saksi, diketahui bahwa sebelum Desi tewas, gadis itu dikunjungi oleh seorang pemuda dengan ciri-ciri yang mengharah kepada Asep. Dari pelacakan dan perburuan, Asep berhasil ditemukan dan ditangkap.
Darmawan mengatakan, kunjungan Asep itu terjadi pada Sabtu (1/9/2012) malam sekitar pukul 19.00. Asep dan Desi sudah kenal dekat dan diduga punya hubungan asmara. Saat kunjungan itu, di rumah itu hanya ada tiga anak perempuan Rusmaria. Sang majikan pergi sudah seminggu ini untuk menemani suami yang sedang sandar kapal di Manado, Sulawesi Utara.
Selanjutnya, saat ketiga anak majikan berada di kamar, Asep dan Desi bercumbu di ruang tamu. Saat itulah, Asep meminta Desi untuk berhubungan intim. Namun, karena Desi menolak, Asep menjari marah dan gelap mata. Desi dipukul, dibekap bantal, dan dicekik sehingga tewas.
Asep kemudian pergi dengan membawa telepon seluler dan kamus elektronik milik Desi. Sebelum Asep pergi, pemuda itu memanggil anak-anak Rusmaria. Salah satu anak turun dari kamar, melihat Desi tertelungkup, dan menanyakan hal tersebut kepada Asep.
"Tersangka bilang korban sakit. Anak majikan tidak curiga, kembali ke kamar tidur, dan membiarkan Asep pergi," kata Darmawan. Anak-anak Rusmaria baru kebingungan ketika melihat Desi tetap tidak terbangun dari kondisi tertelungkup di sofa.
Mereka pun menghubungi salah satu kerabat yang kemudian mengabarkan informasi pembunuhan ke polisi. Kepada penyidik, kata Darmawan, Asep mengakui perbuatannya. Latar belakang pembunuhan itu akibat korban menolak diajak hubungan badan. Sumber: Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar