Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Sabtu, 07 Mei 2011

Busyro: Pemeriksaan 158 Pejabat Tunggu Izin Presiden

SOLO, ReALITA Online — Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), M. Busyro Muqodas mengatakan pemeriksaan 158 pejabat yang diduga terkait dengan korupsi hingga kini masih menunggu izin dari Presiden.

"Mereka terdiri dari 150 pejabat daerah dan delapan gubernur yang tersangkut berbagai masalah, kini menunggu izin dari Presiden untuk diperiksa KPK," katanya saat penandatanganan kerja sama antara KPK dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan seminar mengenai penanganan korupsi, di Solo, Jumat, (6/5).

Ia mengatakan, pelaku korupsi yang telah ditangani KPK tercatat sebanyak 245 orang. Mereka antara lain terdiri atas hakim (1), duta besar (4), kepala lembaga dan kementerian (6), komisioner (7), gubernur (8), wali kota dan bupati (22), lain-lain (26), anggota DPR dan DPRD (43), swasta (44), pejabat eselon I, II, serta III (84).

Hingga saat ini, kata dia, Indonesia masih menduduki urutan keempat sebagai negara terkorup di Asia. Dana yang dikorupsi, katanya, bukan hanya APBN tetapi juga APBD.

Ia mengatakan, jumlah sementara uang negara yang diselamatkan oleh KPK sebesar Rp 7,9 triliun. Sedangkan saat ini sekitar Rp 50 triliun potensi kerugian negara dari kasus korupsi pembayaran pajak.

"Kami akan segera kejar mengenai potensi kerugian negara sebesar tersebut dari tindak penyelewengan pajak itu. Dalam waktu dekat sudah bisa dilakukan," tandasnya.

Potensi kerugian negara atas kasus lainnya, yaitu pendidikan lebih dari Rp 204,2 miliar, kesehatan lebih dari Rp113,4 miliar, dan infrastruktur lebih dari Rp 597,5 miliar.

Selain itu, kehutanan lebih dari Rp 2,3 triliun, minyak dan gas lebih dari Rp 40,1 triliun, keuangan daerah lebih dari Rp 1,3 triliun, dan perbankan lebih Rp1,8 triliun. ANTARA News

Tidak ada komentar:

Posting Komentar