Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Kamis, 19 Mei 2011

GMBI Bentrok dengan Warga Desa

KARAWANG, ReALITA Online — Ratusan massa yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Karawang bentrok dengan warga Desa Sukaluyu, Kecamatan Teluk-jambe Timur, Rabu (18/5). Bentrokan antar keduanya dipicu oleh ketika GMBI yang akan melakukan unjuk rasa di PT Meiwa Kogyo, KIIC merasa dihalang-halangi oleh puluhan warga Sukaluyu.

Pantaun di lapangan saat massa menuju ke Kawasan Industri Internasional City (KIIC), tepatnya di depan Resinda, puluhan warga Sukaluyu siap-siap menghadang massa GMBI hingga terjadi perang mulut. Bentrokan fisik terjadi dipicu saat salah seorang massa dari GMBI terkena pukulan salah seorang warga Sukaluyu.

"Apa kepentingan mereka menghadang kami? Kami melakukan unjuk rasa ada ijin, juga tidak akan merugikan mereka? Kami hanya ingin berunjuk rasa ke perusahaan tersebut agar lebih melihat pribumi dalam memberikan pengelolaan limbahnya. Kami kan orang Karawang asli," ucap Iwan koordinator aksi GMBI.

Iwan menyayangkan warga Sukaluyu yang sengaja memicu bentrokan karena melepaskan pukulan terlebih dahulu kepada salah seorang anggota GMBI. "Jika kami tidak dipukul duluan, kami tidak akan melakukan pembalasan. Bentorkan terjadi karena kami merasa tidak terima atas perilaku tidak patut dari warga Sukaluyu," ujarnya.

Setelah pemukulan terjadi oleh slah seorang warga Sukaluyu, Massa GMBI langsung mengejar warga hingga tunggang langgang karena jumlah mereka lebih sedikit. Bahkan, beberapa orang sudah melakukan bentrokan fisik dan saling lempar batu bahkan saling pukul.

Jajang, (41), warga Sukaluyu mengatakan, aksi menghadang massa GMBI bukan untuk kepentingan siapapun. Namun, justru warga Sukaluyu khawatir aksi mereka akan merugikan warga.

"Selama ini perusahaan yang berada di kawasan dekat Desa Sukaluyu selalu membantu warga sekitar. Jadi LSM ini mau apa lagi?" tandas dia.

Lebih lanjut dia menuturkan, warga sudah sepakat menyatakan sikap untuk menolak kehadiran LSM manapun yang akan merongrong perusahaan, hingga para pengusaha pergi dari kawasan. "Separuh dari jumlah warga kami juga bekerja di perusasaahn yang berada di kawasan industri ini. Jika terus dirong-rong bukan tidak mnugkin perusahaannya akan lari dari Karawang," jelasnya.

Bentrokan terjadi sekitar satu jam, akhirnya dapat dibubarkan stelah personil dari Pengendalian Massa (Dalmas) dan pasukan anti huru hara Polres Karawang turun tangan. Polisi membubarkan kedua massa cara persuasif dengan mengajak perwakilan kedua belah pihak untuk bermusyawarah. esi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar