Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Sabtu, 07 Mei 2011

Razia Pelacuran di Kabupaten Bekasi Selalu Bocor

BEKASI, ReALITA Online — Warung remang-remang dan tempat prostitusi di sejumlah lokasi di Kabupaten Bekasi,Jawa Barat, kian menjamur. Pasalnya setiap ada razia penertiban selalu bocor karena diduga selalu ada oknum yang membocorkan. Satpol PP bingung untuk mencari formula yang tepat agar razia tidak bocor.

Beberapa lokasi prostitusi di Kabupaten Bekasi yang masih terus beroperasi antara lain, kawasan Tegaldanas (Cikarang Pusat), Tanah Merah (Kedungwaringin) dan di bekas kompleks prostitusi Malvinas walupun sebagian lahannya sudah berubah jadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bekasi. Tapi sisa lahan yang tidak dibebaskan kembali dijadikan tempat prostitusi.

Tegaldanas, Tanah Merah maupun Malvinas, letaknya tergolong strategis. Sepeprti Tegaldanas berada di sisi jalan Inspeksi Kalimalang yang menghubungkan Bekasi-Karawang, sehingga mudah dijangkau.

Malvinas yang berada di pinggir Jalan Raya Bekasi, Cibitung, lebih strategis lagi karena dilewati banyak kendaraan angkutan umum. Sementara lokasi Tanah Merah, letaknya agak menyempil dari Jalan Raya Kedungwaringin-Karawang, jauh dari jangkauan petugas penertiban.

Pencet HP

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bekasi, Drs Iwan Achmad Septadi, kepada Pos Kota mengakui, kalau razia penertiban WTS dan warung remang-remang seringkali bocor. Bahkan termasuk jika razia itu dilakukan secara mendadak tetap saja bocor.

“Tinggal pencet hand phone (HP), ngabarin akan ada razia, razia pun langsung bocor,” tegas Iwan mengilustrisaikan bagaimana cara oknum-oknum tertentu membocorkan razia penertiban.

Sementara itu, sebut Iwan, dalam melakukan razia penertiban, perlu ada koordinasi dengan panti yang akan menampung WTS yang terkena razia. “Kita lihat dulu kondisi panti penampungan, penuh atau tidak. Kalau panti penuh, percuma kita razia, karena WTS yang kita tangkap mau ditampung atau dikirim ke mana,? makanya perlu koordinasi,” jelas Iwan. RO,Pos Kota

Tidak ada komentar:

Posting Komentar