BEKASI, ReALITA Online — Kepala Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi, Ajun Komisaris Besar Imam Sugiarto, berjanji akan mencari anggotanya yang menabrak lalu mengintimidasi koresponden Tempo, Hamluddin, Kamis (2/12) pagi. “Saya belum dapat informasi lengkap selain penabrak mengenakan rompi yang membuat namanya terhalang," kata Imam.
Imam memastikan kasus tersebut akan diselidiki karena telah mencoreng citra polisi yang selama ini dibangunnya. “Informasi masih kami gali. Saya janji pelakunya akan ksmi cari dan tentu akan diberi sanksi yang keras,” katanya.
Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 10 pagi di sekitar kompleks Kantor Pemerintah Kota Bekasi, di Jalan Juanda, Bekasi. Saat itu, sekitar enam polisi memacu sepeda motornya dengan kencang sehingga satu diantaranya tak bisa menghindari Hamluddin yang sedang berusaha menyeberang jalan. Akibat insiden tersebut, Hamluddin mengalami memar di lututnya dan sepeda motornya rusak.
Sempat terjadi keributan kecil akibat kejadian itu karena Hamluddin justru disalahkan oleh penabraknya. Dia dikerubungi dan tasnya ditendang-tendang sebelum akhirnya para anggota polisi meninggalkannya begitu saja.
Ditabrak dan Dimaki Polisi
Seorang wartawan yang bertugas meliput di Bekasi diintimidasi oleh enam orang polisi setelah sebelumnya terlibat kecelakaan lalu lintas di depan pintu masuk Kantor Walikota Bekasi, Jln. Ir.H. Djuanda, Kota Bekasi, Kamis (2/12). Meski tidak menderita luka parah, korban Hamluddin dan sejumlah wartawan menyesalkan tindakan enam polisi tersebut.
Menurut Hamluddin, peristiwa ini berawal ketika dia sedang mengendarai sepeda motornya dan hendak masuk ke Kantor Walikota Bekasi dari arah Jln. Sudirman. Tiba-tiba dari arah Stasiun Bekasi dua orang polisi yang mengendarai sepeda motor RX King melaju dengan kecepatan tinggi dan langsung menabrak bagian belakang sepeda motornya.
Akibat kejadian itu, kedua sepeda motor terpelanting berikut para pemgendaranya. "Saya terpelanting ke sebelah kiri jalan, polisinya terguling di tengah jalan," kata Ludin.
Usai bertabrakan, kedua polisi itu tidak membantu korban atau meminta maaf kepada korban, tetapi malah menyalahkan korban dan memaki-makinya dengan kata-kata kotor. Bahkan, empat polisi yang datang juga ikut menyalahkan dan memaki Ludin. Ketegangan baru reda setelah seorang wartawan senior datang dan mencoba mendamaikan para korban tabrakan.
Dikatakan Ludin, saat akan berbelok, sepeda motor polisi itu masih jauh di belakang. Namun, diduga karena ngebut, maka tidak bisa mengerem dan menabraknya. Meski sempat mendapat perlakukan tidak menyenangkan, Ludin tidak berniat memperpanjang kasus ini. Hanya saja, dia menyayangkan sikap polisi yang terkesan arogan. Keenam polisi yang terlibat cek-cok mulut itu pun tidak bisa dikonfirmasi karena mereka langsung pergi meninggalkan tempat tersebut. tempo, PRLM, RO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar