BEKASI, ReALITA Online — Pasca penemuan mobil angkot M.26 yang diduga digunakan kawanan penjahat saat merampok dan memerkosa Rs, seorang penanggung jawab angkot M-26 di Bekasi bernama Umar raib di pangkalan M26 Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Minggu (18/12/2011).
Di kalangan sopir M.26 di pangkalan Jakasampurna beredar kabar Umar sedang diperiksa polisi. "Dia tidak ke (pangkalan) sini sejak Jumat lalu," kata seorang sopir M26 yang ditemui di pangkalan Jakasampurna seperti dikutip Kompas.com, "Katanya (Umar) dibawa polisi," ujarnya lagi.
Umar penanggung jawab angkot M26 tersebut, sempat ditemui wartawan, Jumat (16/12/2011) lalu. Ketika itu, Umar mengakui mereka sedang melacak sopir dan armada M-26 bernomor polisi B 1647 WT dengan tempelan stiker "Lesgo" di kaca depannya. Mobil angkot itu terakhir kali terlihat mengangkut penumpang pada Rabu (14/12/2011) lalu.
Setelah itu, kata Umar, angkot M-26 tidak kembali ke pemiliknya dan sopir tidak menyerahkan uang setorannya. Menyusul peristiwa perampokan dan perkosaan di dalam angkot M-26, sejumlah sopir M26 mengeluh angkot mereka sepi penumpang.
Calon penumpang, terutama perempuan, dinyatakan enggan naik apabila angkot dalam keadaan kosong penumpang atau tidak ada penumpang perempuan lain di dalamnya.
"Mungkin mereka was-was karena kasus (di Depok) kemarin," kata Ramli, sopir M26 yang ditemui di pangkalan Jakasampurna.
Beberapa sopir dan awak M26 juga menyatakan kecewa dan tersinggung atas ulah kawanan penjahat, yang melakukan perampokan dan perkosaan di atas angkot. Ulah penjahat itu dinilai tidak hanya merugikan Rs dan keluarganya, namun merugikan seluruh awak angkot dan mencoreng citra angkutan
Sopir Kecewa Trayek M26 akan Dihapus
Rencana Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menghapus trayek angkutan kota M26 jurusan Kampung Melayu-Bekasi pasca permerkosaan dalam angkot beberapa waktu lalu, disesalkan sopir.
Para sopir menilai langkah yang akan diambil Dishub DKI Jakarta tersebut tidak bijak dan hanya akan merugikan sopir serta penumpang angkot M26.
Nada penyesalan tersebut disampaikan sejumlah sopir yang sedang mangkal di pangkalan Kayuringin, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Senin (19/6).
Meskipun belum mendengar langsung dari Dishub DKI Jakarta, rencana itu mengundang kekecewaan bagi mereka. "Cukup kami terkena imbas dari kasus tersebut. Jangan lagi tambah beban kami dengan penghapusan trayek ini. Kenapa kami harus menanggung sebab perbuatan orang lain yang kami sendiri tidak kenal siapa," ucap Jaya (35).
Imbas yang dimaksud Jaya, penurunan jumlah penumpang. Sebelum kasus tersebut, dalam sehari ia bisa memperoleh Rp 250 ribu per hari. Namun setelah kasus pemerkosaan ramai di masyarakat, ia hanya memperleh pendapatan Rp 200 ribu per hari.
"Dulu pukul 21.00 WIB atau 22.00 WIB masih ramai penumpang, utamanya karyawan yang baru pulang kerja di pusat perbelanjaan. Sekarang, pukul 21.00 WIB sudah susah dapat penumpang karena sepertinya mereka takut," ujar Jaya.
Ahmad (41), supir lainnya merasa ia dan supir M26 lainnya menjadi korban dari pelaku pemerkosaan. Sebab perbuatan tak bertanggung jawab orang tak dikenal itu, telah menyulitkan semua supir.
"Kenal saja tidak, karena dia hanya penyewa salah satu angkot M26. Kalau pemilik angkot yang disewa itu tahu tujuan penyewa, tentu tak akan diberikan begitu saja meskipun butuh uangnya," tandasnya.
Pascapengumuman sketsa wajah pelaku, Ahmad dan supir yang lain mengaku tak mengenali salah satu pun di antaranya. Namun demikian, ia mengaku siap membantu polisi jika dilibatkan membantu pengejaran para tersangka."Kami siap dilibatkan supaya pelaku segera tertangkap dan beban kami tak terus berlanjut," tandasnya. kompas, poskota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar