bayi |
CILACAP, ReALITA Online — Angka
kematian bayi di Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap,Jawa Tengah pada tahun 2011 dinilai masih tinggi mencapai
33 orang.
Ketua Satgas
Gerakan Sayang Ibu dan Bayi (GSIB) Kecamatan Karangpucung, Hasanuddin
mengatakan, jumlah kematian bayi tersebut dinilai masih tinggi.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
seperti keluarga yang tidak mampu serta penanganan masa hamil dan
pascamelahirkan kurang baik.
Melihat
kondisi tersebut, mulai tahun ini, pemerintah Kecamatan Karangpucung mulai
menggiatkan program GSBI. Langkah awal, bulan lalu mereka telah melakukan studi
banding ke Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo yang telah lebih dulu
melakukan program tersebut.
"Hasil
studi banding itu kami terapkan di sini," katanya usai Rakor Sekdes dalam
rangka Sosialisasi Program GSBI di kantor Kecamatan Karangpucung.
Langkah
selanjutnya, lanjut pria yang juga menjabat sebagai Sekcam Karangpucung itu,
yakni melakukan revitalisasi satgas GSBI baik tingkat kecamatan maupun desa.
Selain itu pemerintah kecamatan membuat komitmen bersama antara stakeholder
terkait seperti puskesmas, PLKB, TP PKK, KUA, Disdikpora, Polsek, Koramil, PLKN
dan pemdes untuk mendukung program tersebut.
"Kami
memantau kondisi ibu hamil serta menyarankan agar proses persalinan harus
ditolong oleh tenaga medis dan di tempat pelayanan kesehatan," paparnya.
Selain itu,
lanjut dia, menggulirkan program dana sosial ibu bersalin (dasolim) di
tiap-tiap desa. Dana tersebut bersifat swadaya masyarakat untuk membantu ibu
hamil baik untuk transportasi, pramelahirkan maupun pascamelahirkan.
"Kami menyiapkan menjadi desa siaga.
Selain dasolim juga program ambulans desa dan donor darah hidup," katanya.
Sementara itu,
Camat Karangpucung, Sadmoko Danardono mengatakan, pelaksanaan program tersebut
untuk menekan angka kematian ibu dan bayi. Ia berharap, tahun ini tidak ada
lagi kasus kematian bayi atau ibu saat melahirkan di wilayahnya. Cie, suaramerdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar