Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Kamis, 05 Januari 2012

Bekasi Tolak Bayar Kompensasi Buang Sampah di Bantar Gebang


TPA Bantar Gebang
BEKASI, ReALITA Online — Pelaksana Tugas (Plt) Walikota Bekasi Rahmat Effendi menolak membayar kompensasi hingga Rp 19 miliar untuk membuang sampah warga Kota Bekasi ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang.
Pemkot Bekasi memutuskan menggunakan dana tersebut membangun instalasi pada lahan yang sudah dibebaskan. “Buat apa kita bayar kompensasi untuk buang sampah ke Bantar Gebang, seharusnya Pemda DKI memberi gratis karena lahan itu ada di wilayah Kota Bekasi,” tegas Rahmat.
Selain itu, jika membayar dana kompensasi membuang sampah selama setahun, Pemkot Bekasi nantinya harus mengeluarkan lagi anggaran membangun instalasi. “Lebih baik kita pakai dana itu, jadi kita masih punya lahan untuk ke depan,” tegas Rahmat.
Plt Walikota Bekasi mengungkapkan pihaknya tidak perlu menunggu keputusan dari Gubernur DKI Fauzi Bowo soal boleh tidaknya membuang sampah ke Bantar Gebang. “Kelamaan menunggu, Dinas Kebersihan Kota Bekasi sudah meminta kompensasi menggunakan anggaran guna membangun instalasi, dan ini lebih baik ketimbang ngasih duit ke DKI,” tegasnya.
Untuk sementara ini, meski zona 4 yang masih dibuka untuk membuang sampah warga Kota Bekasi sudah penuh, tetap diupayakan lebih maksimal lagi. “Sambil membangun instalasi, kita manfaatkan lagi zona yang sudah ditutup,” lanjut Rahmat.
Saat ini, sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Sumur Batu milik Pemkot Bekasi pada kondisi darurat. Petugas Dinas Kebersihan Kota Bekasi terpaksa membuang sampah di badan jalan di kawasan TPA karena empat zona sampah yang ada sudah penuh.
Koordinator Koalisi Persampahan Nasional Bagong Sunyoto mengatakan dampak pencemaran di sekitar TPA Sumur Batu semakin parah. Air lindi atau air sampah mengalir langsung ke Kali Asem karena drainase TPA Sumur Batu tak lagi mampu menampung air sampah. Air sampah juga mencemari sumur-sumur warga, dan instalasi pengolahan tinja jebol sehingga memenuhi beberapa petak sawah milik warga.
Menurut Bagong, tinggi sampah di zona empat– satu satunya zona sampah yang masih dibuka– sekitar 15 meter dengan volume sampah sudah mencapai 150 ribu ton. Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa kali tumpukan sampah itu longsor.
Jumlah produksi sampah warga di Kota Bekasi sekitar 5.300 meter kubik per hari, tetapi yang terangkut ke TPA Sumur Batu hanya 1.300 meter kubik per hari. “Kalau dipaksanakan dibuang di zona empat semakin fatal akibatnya,” katanya.
Bagong menyarankan Pemerintah Kota Bekasi membuka kembali zona satu dan dua yang sudah lama ditutup. Kedua zona yang luasnya masing-masing tiga hektar dan dipisahkan jalan selebar 10-12 meter itu disatukan. “Sampah bisa dibuang di jalan pemisah kedua zona tersebut,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar