![]() |
Afriyani Susanti |
JAKARTA, REALITA
Online — Afriyani
Susanti (29), sudah sepekan mendekam di tahanan narkoba Polda Metro Jaya
setelah mobil Xenia yang dikemudikannya menewaskan 9 orang dan 3 lainnya
luka-luka di Tugu Tani, Jakarta Pusat. Penyesalan yang mendalam akibat
kecelakaan itu membuat Afriyani kehilangan selera makan hingga bobot badannya
menurun.
"Kondisinya
sehat, tetapi berat badannya agak turun," ujar Efrizal, pengacara Afriyani
saat dihubungi wartawan, Minggu (22/1/2012).
Hanya
saja, Efrizal tidak mengetahui secara persis berapa penurunan berat badan
Afriyani. "Terlihat dari badannya yang agak kurusan," kata Efrizal.
Ia
mengatakan, penyidik mengontrol ketat pemberian makanan terhadap Afriyani.
Polisi mengkhawatirkan adanya penyusup yang mencoba meracuni Afriyani pasca
peristiwa kecelakaan yang mengundang banyak kecaman masyarakat itu.
"Makanannya
diperiksa secara ketat karena takut ada yang merancuni," kata Efrizal. Sementara
itu, Efrizal mengungkapkan, Afriyani ditahan di sel yang khusus, terpisah dari
tiga temannya. Ariyani ditahan di Blok B23.
Sesali Perbuatannya, Afriyani
Tingkatkan Ibadah di Tahanan
Akibat
peristiwa kecelakaan maut itu membuat Afriyani Susanti (29) sangat menyesal.
Selama dalam tahanan, Afriyani terus berdoa dan meningkatkan ibadahnya untuk
meminta ampunan kepada Yang Maha Kuasa.
"Dia
sekarang rajin berpuasa, kalau malam tahajud. Dia sangat menyesali
perbuatannya," kata Efrizal selaku pengacara Afriyani saat seperti dikutip
detikcom, Minggu (29/1/2012).
Efrizal
juga menepis isu perihal Afriyani bunuh diri di tahanan. Menurut Efrizal,
berita tersebut bohong adanya. "Dia nggak mungkin melakukan seperti itu,
sangat jauh lah," kata Efrizal.
Menurutnya,
meski didera penyesalan yang mendalam, kondisi Afriyani di tahanan tidak
memungkinkan dia untuk melakukan bunuh diri. "Di dalam tahanan kan diawasi
secara ketat oleh petugas," ujar Efrizal.
Selain
itu, pemeriksaan terhadap kliennya yang dilakukan secara maraton dalam waktu
yang panjang, sangat tidak mungkin membuat Afriyani mengambil jalan pintas
untuk menyelesaikan persoalannya dengan cara bunuh diri.
"Dia
itu kalau diperiksa misalnya jam 12 siang itu bisa sampai 12 malam karena
penyidik memeriksa secara maraton. Satu sisi harus diperiksa untuk kasus laka,
di sisi lain harus diperiksa untuk kasus narkotika," jelas Efrizal.
Sementara
itu, seorang pedagang yang sering mengantarkan makanan ke tahanan Narkoba Polda
Metro Jaya mengungkapkan hal berbeda. "Waktu awal-awal ditahan, dia mau
bunuh diri. "Dia ditahannya pisah dari temannya yang lain. Kalau temannya
yang perempuan waktu itu sempat dibawa ke Dokkes," ujar si pedagang. detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar