Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Minggu, 29 Januari 2012

Dipenjara Sepekan, Bobot Afriyani Turun


Afriyani Susanti
JAKARTA, REALITA Online — Afriyani Susanti (29), sudah sepekan mendekam di tahanan narkoba Polda Metro Jaya setelah mobil Xenia yang dikemudikannya menewaskan 9 orang dan 3 lainnya luka-luka di Tugu Tani, Jakarta Pusat. Penyesalan yang mendalam akibat kecelakaan itu membuat Afriyani kehilangan selera makan hingga bobot badannya menurun.
"Kondisinya sehat, tetapi berat badannya agak turun," ujar Efrizal, pengacara Afriyani saat dihubungi wartawan, Minggu (22/1/2012).
Hanya saja, Efrizal tidak mengetahui secara persis berapa penurunan berat badan Afriyani. "Terlihat dari badannya yang agak kurusan," kata Efrizal.
Ia mengatakan, penyidik mengontrol ketat pemberian makanan terhadap Afriyani. Polisi mengkhawatirkan adanya penyusup yang mencoba meracuni Afriyani pasca peristiwa kecelakaan yang mengundang banyak kecaman masyarakat itu.
"Makanannya diperiksa secara ketat karena takut ada yang merancuni," kata Efrizal. Sementara itu, Efrizal mengungkapkan, Afriyani ditahan di sel yang khusus, terpisah dari tiga temannya. Ariyani ditahan di Blok B23.
Sesali Perbuatannya, Afriyani Tingkatkan Ibadah di Tahanan
Akibat peristiwa kecelakaan maut itu membuat Afriyani Susanti (29) sangat menyesal. Selama dalam tahanan, Afriyani terus berdoa dan meningkatkan ibadahnya untuk meminta ampunan kepada Yang Maha Kuasa.
"Dia sekarang rajin berpuasa, kalau malam tahajud. Dia sangat menyesali perbuatannya," kata Efrizal selaku pengacara Afriyani saat seperti dikutip detikcom, Minggu (29/1/2012).
Efrizal juga menepis isu perihal Afriyani bunuh diri di tahanan. Menurut Efrizal, berita tersebut bohong adanya. "Dia nggak mungkin melakukan seperti itu, sangat jauh lah," kata Efrizal.
Menurutnya, meski didera penyesalan yang mendalam, kondisi Afriyani di tahanan tidak memungkinkan dia untuk melakukan bunuh diri. "Di dalam tahanan kan diawasi secara ketat oleh petugas," ujar Efrizal.
Selain itu, pemeriksaan terhadap kliennya yang dilakukan secara maraton dalam waktu yang panjang, sangat tidak mungkin membuat Afriyani mengambil jalan pintas untuk menyelesaikan persoalannya dengan cara bunuh diri.
"Dia itu kalau diperiksa misalnya jam 12 siang itu bisa sampai 12 malam karena penyidik memeriksa secara maraton. Satu sisi harus diperiksa untuk kasus laka, di sisi lain harus diperiksa untuk kasus narkotika," jelas Efrizal.
Sementara itu, seorang pedagang yang sering mengantarkan makanan ke tahanan Narkoba Polda Metro Jaya mengungkapkan hal berbeda. "Waktu awal-awal ditahan, dia mau bunuh diri. "Dia ditahannya pisah dari temannya yang lain. Kalau temannya yang perempuan waktu itu sempat dibawa ke Dokkes," ujar si pedagang. detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar