Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Minggu, 08 Januari 2012

Kasus Kakak-Adik Tewas di Sel Polisi Diusut Propam


polisi membawa jenazah Faisal dan Budri
SIJUNJUNG, ReALITA Online — Kepolisan Daerah Sumatera Barat menyatakan tengah menyelidiki kasus meninggalnya Faisal Akbar, 15 tahun, dan Budri, 18 tahun, di dalam tahanan Polsek Sijunjung, Sumatera Barat. "Sudah sembilan anggota, termasuk Kapolsek diperiksa oleh Propam," ujar Kepala Divisi Humas Polda Sumatera Barat Ajun Komisaris Besar Mainar Sugiarto saat dihubungi, Jumat, 6 Januari 2012.
Mainar mengatakan Faisal dan Budri ditemukan tewas di dalam kamar mandi tahanan anak Polsek Sijunjung pada 28 Desember 2011 lalu. Keduanya ditemukan dalam posisi tergantung dengan seutas tali menjerat lehernya. "Jadi mereka meninggal karena gantung diri," ujarnya.
Awalnya, kata Mainar, Faisal ditahan sejak 21 Desember 2011 karena mencuri sebuah kotak amal masjid. Saat diperiksa, Faisal mengaku pernah mencuri 19 sepeda motor bersama kakaknya, Budri. "Kemudian, pada 26 Desember itu, Budri juga ditahan," katanya.
Setelah diperiksa pada 27 Desember 2011, Mainar melanjutkan, mereka ditempatkan di dalam tahanan. Keesokan harinya, keduanya ditemukan tewas. Pihak keluarga yang mengambil jenazah awalnya tak mengizinkan polisi untuk melakukan otopsi. "Tetapi, sesampainya di rumah, malah minta diotopsi," kata Mainar.
Hasil otopsi Rumah Sakit M. Jamil Padang, kata Mainar, menunjukkan mereka meninggal akibat gantung diri. "Keduanya meninggal karena kehabisan oksigen dan ditemukan bekas jeratan tali di leher korban," ujarnya.
Ia membantah kabar bahwa kakak-beradik ini disiksa hingga tewas. Namun, menurut Mainar, memang ditemukan luka lebam dalam tubuh Faisal Akbar. "Tapi itu mungkin karena siksaan warga waktu dia tertangkap mencuri kotak amal," ujarnya.
Atas kasus ini, Mainar menambahkan, Polda Sumbar menilai aparat kepolisian di kepolisian sektor lalai sehingga menyebabkan tahanan meninggal. "Kita selidiki adanya kelalaian ini karena mereka tidak mengawasi tahanan dengan baik," ujarnya. Tapi Polda Sumbar belum memutuskan siapa yang harus bertanggung jawab.  tempo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar