logo toilet |
JAKARTA, ReALITA Online — Rencana
renovasi toilet di Gedung Nusatara I muncul setelah para anggota DPR mengeluh kondisi
toilet yang rusak tersebut dan bau. Soemirat, Kepala Biro Pemeliharaan Bangunan
dan Instalasi Sekretariat Jenderal DPR menyebut toilet di Gedung Nusantara I
banyak yang tak higienis.
Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) menganggarkan dana hingga Rp 2 miliar untuk merenovasi
toilet di Gedung Nusantara I tempat anggota dewan terhormat berkantor. Rencana
itu langsung dikritik pedas oleh masyarakat.
Padahal, masih
banyak rakyat miskin yang mereka wakili tak memiliki jamban. Seperti dijelaskan
Siti Maisaroh, penanggungjawab program 1000 jamban untuk masyarakat yang
digagas lembaga kemanusiaan PKPU.
Siti menjelaskan,
di wilayah Jawa Barat saja yang dekat dengan ibu kota, masih banyak warga tidak
memiliki jamban di rumah. Mereka sekeluarga terpaksa membuang hajat di pinggir sungai.
Sebagian harus melakukan 'ritualnya' tanpa dinding penutup.
"Padahal
standar kesehatan harus pakai septic tank, pijakan, dan terlindung. Harus
tertutup karena etika. Itu harga diri orang," kata Siti ketika dihubungi Kompas.com,
Jumat (6/1/2012 ).
Siti
menambahkan, ada tiga tipe pembangunan jamban yang dilakukan pihaknya. Tipe A,
yakni jamban keluarga yang dibangun di dalam rumah. Dibutuhkan dana sekitar Rp
7 juta untuk membangun satu jamban dalam tipe ini.
Kedua, tipe B
yakni jamban umum dengan saluran air dari pompa manual. Dibutuhkan dana sekitar
Rp 28 juta untuk membangun dua toilet lengkap dengan pompa. Terakhir, tipe C
yakni, jamban umum dengan saluran air dari pompa listrik. Dibutuhkan dana Rp 50
juta untuk membangun dua toilet lengkap dengan pompa listrik.
Berarti, uang
Rp 2 miliar setidaknya bisa untuk membangun sekitar 285 jamban keluarga miskin
atau sekitar 71 toilet umum di daerah kumuh. "Satu toilet umum bisa
dipakai untuk satu RT," kata Siti.
Ketika
dimintai tanggapan rencana renovasi toilet di DPR dengan biaya Rp 2 miliar,
dengan kesal Siti menjawab, "Itu banyak banget bisa bantu masyarakat. (Rp
2 miliar) itu masih dibilang murah, keterlaluan." kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar