Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Senin, 16 Januari 2012

SMKN 1 Kota Bekasi Banjir Pesanan Mobil


Kepsek SMKN I Kota Bekasi menunjukan hasil rakitan siswanya
BEKASI, ReALITA Online — Mobil "Kiat Esemka" memang tengah naik pamor saat ini. Pejabat-pejabat negeri ini berlomba memesan mobil rakitan siswa-siswa SMK Solo tersebut. Dalam waktu singkat pemesanan "Kiat Esemka" sudah mencapai 2.000 unit.
Tak hanya siswa-siswa SMK di Solo yang disibukkan dengan meningkatnya pesanan tersebut. Siswa-siwa SMKN 1 Kota Bekasi turut kebanjiran pesanan. Bisa demikian karena mesin "Kiat Esemka" sesungguhnya dirakit pula oleh siswa-siswa SMKN 1 Kota Bekasi. "Pembuatan mobil Esemka sebenarnya projek dari Kementerian Pendidikan Nasional. Sebanyak 23 SMK di seluruh Indonesia dilibatkan dalam projek ini, termasuk kami. Bersama empat SMK lainnya, kami merakit komponen-komponen mesin Esemka," ucap Kepala SMKN 1 Kota Bekasi, I Made Supriatna.
Sebelum "Kiat Esemka" naik daun seperti sekarang ini, perakitan komponen mesinnya hanya sebanyak lima unit sebulan. Sementara sekarang, SMKN 1 Kota Bekasi mendapat pesanan pengerjaan 200 unit mesin. "Dalam satu bulan kami targetkan siswa mampu menyelesaikan 25 unit. Seluruh siswa jurusan Teknik Kendaraan Ringan turut dilibatkan, mulai dari kelas X hingga XII," ucap Made lagi.
Namun target tersebut nampaknya terlalu ringan bagi siswa-siswa SMKN 1 Kota Bekasi. Sebab dalam sehari, empat unit sanggup dirampungkan. Pengerjaan pesanan yang dimulai pekan lalu kini sudah menghasilkan 16 unit mesin yang siap dirakit bersama body mobil lainnya.
"Sebenarnya bisa saja menghasilkan lebih banyak mesin dalam sehari, tapi ini kan bukan pabrik. Siswa tak perlu dibebani seperti itu, yang penting ilmu dan pengalamannya mereka peroleh," ucap Eko Winarso, pengajar jurusan Teknik Kendaraan Ringan.
Eko melanjutkan, pengerjaan perakitan komponen mesin Esemka dibagi dalam 10 pos yang masing-masingnya dikerjakan 1-2 siswa. Dengan sistem roda berjalan, 144 komponen mesin dirakit hingga menjadi satu-kesatuan.
Di pos akhir, hasil rakitan yang sudah disatukan diuji coba kelayakannya. Hanya mesin yang lulus uji coba dan sanggup beroperasi yang akan dikirim untuk dirakit. "Ada saja mesin yang gagal dinyalakan, itu karena ada pengencangan baut atau pemasangan komponen lain yang tidak pas," ucap Eko.
Kesulitan tersebut diakui pula oleh siswa yang bertugas mengencangkan baut pada salah satu komponen mesin. "Susah-susah gampang sih mengerjakannya. Kalau bautnya nggak kencang atau silinder piston nggak pas sama bloknya, keseluruhan mesin bisa bocor," ucap Bayu Aji (17), siswa kelas XI.
Namun meskipun sulit, Bayu sangat menikmati pengalaman yang diperolehnya tersebut. Terselip pula rasa bangga. Sebab dirinya turut terlibat dalam perakitan mesin "Kiat Esemka" yang saat ini tengah menjadi perbincangan hangat di seluruh negeri. Sebenarnya SMKN 1 Kota Bekasi bisa juga mengecap kebanggaan yang lebih lagi, sebab tawaran merakit mobil, tak sekadar mesinnya, pernah ditawarkan. Akan tetapi karena keterbatasan lahan, tawaran tersebut ditolak. "Lahan kami terlalu sempit, untuk bengkel perakitan mesin saja kurang luas. Apalagi kalau sampai harus merakit body mobil, tempatnya tidak ada," ucap Made.
Idealnya, lahan SMKN 1 Kota Bekasi berdiri di area seluas satu hektare. Namun lahan yang tersedia sekarang hanya 9.780 meter persegi. "Kami akan minta perluasan kepada Pemerintah Kota Bekasi. Kebetulan di belakang sekolah ada lahan kosong yang mungkin bisa dibebaskan," ucap Made lagi.
Namun bila permintaan tersebut tak dipenuhi, Made punya cara lain untuk mewujudkan cita-cita merakit mobil lokal asal Kota Bekasi. SMK dengan jurusan otomotif akan dilibatkannya dalam pengerjaan mobil tersebut. "Di sini tetap perakitan komponen mesinnya, tapi perakitan hingga menjadi mobil dikerjakan di SMK lain yang berkemampuan untuk itu. Jika rencana ini berjalan, saya yakin tingkat pengangguran di kota ini bisa ditekan. Bermunculannya produk-produk dalam negeri pun mendorong kecintaan masyarakatnya," katanya.  PRLM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar