Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Senin, 09 Januari 2012

Wamenag: Jelang Pilkada Praktek Perdukunan Laris

Wamenag, Nasaruddin Umar
PEKANBARU, ReALITA Online — Wakil Menteri Agama (Wamenag) Nasaruddin Umar mengatakan, di era reformasi dan globalisasi dewasa ini ada fenomena yang makin menguat di tanah air bahwa menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) praktik perdukunan makin menguat dengan diiringi permainan "amplop" atau pemberian uang.
Hal ini merupakan fenomena yang sangat memprihatinkan, kata Nasaruddin Umar di hadapan ratusan warga Kementerian Agama Provinsi Riau saat berlangsung Hari Amal Bakti (HAB) ke-66 kementerian tersebut, di Pekanbaru, Minggu malam.
"Praktik mistik dan dukun laris di Pilkada," kata Nasaruddin yang tiba-tiba disambut tepuk tangan riuh para tamu undangan. Hadir pada acara tersebut Ka Kanwil Kementerian Agama Provinsi Riau, H. Asyari Nur dan para pejabat di lingkungan kementerian setempat.
Wamenag mengaku prihatin dengan kejadian tersebut. Sebab, selain merusak nilai-nilai agama juga membawa pengaruh buruk bagi kehidupan berbangsa. Sementara di sisi lain ia melihat para calon yang bertarung dalam Pilkada merasa tak percaya diri jika tidak didukung dukun. Mereka merasa tak punya pegangan. Padahal perbuatan demikian telah menyeret yang bersangkutan terjerumus ke tindakan musrik.
Pada saat bersamaan Pilkada berlangsung, lanjut Wamenag, permainan sogok atau amplop ikut mengiringi. Semua harus berbau amplop untuk memuluskan keinginan yang pada akhirnya secara tak sadar membawa keruntuhan akhlak, etika dan nilai agama.
Jika kejujuran dan bertindak di luar koridor tuntunan agama, kata Nasaruddin Umar,sehingga jangan heran kekerasan atas nama agama pun ikut mewarnai, seperti terorisme.  ANT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar