JAKARTA,
REALITA Online —
Reffi Naldo (13) tidak menunjukkan gelagat yang aneh menjelang ajalnya.
"Dia seperti biasa saja. Main, nonton bola, sama teman-temannya sibuk
ngurus burung dara. Seperti itu kesehariannya," kata Nurdin (30), paman
Reffi, saat ditemui di rumah keluarga di Jalan H Jian RT 007 RW 04, Cipete
Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sekitar pukul 15.30 tadi.
Namun, ada
satu hal yang tiba-tiba membuat Nurdin trenyuh. "Jumat (3/2/2012) lalu,
saya datang ke sini setelah Jumatan. Saya sengaja tawari dia untuk ziarah ke
makam ayah dan kakak saya atau kakek Reffi dan ibu Reffi. Biasanya dia tak mau
kalau diajak ke makam. Tapi hari itu dia langsung mau. Sampai di makam, dia
sibuk bersihin rumput di makam kakek dan ibunya," kata Nurdin.
Setelah datang
pada Jumat pekan lalu itu, Nurdin sebenarnya baru berencana bertandang lagi ke
rumah ibunya di Jalan H Jian itu pada Kamis, hari ini. Akan tetapi, laki-laki
yang bermukim di Cibubur, Jakarta Timur, itu mengatakan mertuanya panen jagung,
Selasa (7/2/2012) lalu. Ia pun berinisiatif mengajak Reffi berjualan jagung.
Saat Nurdin
datang sekitar tengah hari, Selasa lalu, dia mendapati Reffi di tempat tidur
kamarnya yang berada di lantai dua. "Saya panggil dia. 'Pong...Pong...'
sambil membalikkan badannya. Saya kaget, matanya memar dan banyak semut di
mulut dan wajahnya," kata Nurdin.
Nurdin segera
turun dan memanggil seorang tetua di kampung itu. Bersama tetangganya, akhirnya
Nurdin memastikan Reffi telah meninggal. "Saya kira penyebabnya angin
duduk atau kecapekan atau apalah yang lain. Sama sekali tidak menyangka kalau
dibunuh apalagi sama kakak kandungnya sendiri," kata Nurdin. kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar