JAKARTA,
ReALITA Online —
Pemerintah membantah pembelian pesawat khusus kepresidenan dari hasil utang,
jelas telah menginjak-injak hasil temuan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Koordinator
Advokasi dan Investigasi Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk
Transparansi Anggaran (Fitra) Uchok Sky Khadafi mengatakan hal itu kepada okezone
melalaui pesan singkatnya, Jumat (10/2/2011).
“Kalau pembelian
pesawat bukan dari utang, memang pihak luar negeri mau bayar dengan rupiah?
Pasti enggak mau dong, maka bayar dari utang,” ujar Uchok seperti dikutip okezone.
Uchok mengatakan,
pembayaran pengadaan pengadaan pesawat tertanggal 21 Januari 2012 kepada pihak
Boeing Company, jelas-jelas memperlihatkan pemerintah tengah “kucing-kucingan”
dengan publik demi menggoalkan pembelian pesawat kepresidenan itu.
“Dan Istana tidak
tahu malu.Karena pembelian pesawat ini sangat mengusik rasa keadilan rakyat dan
publik, pasti menolak pembelian ini karena hanya mengahambur-hamburkan duit
utang saja. Yang bayar tetap disuruh rakyat melalui pajak,” tandasnya.
Uchok menyindir
bahwa untuk pembelian pesawat kepresidenan pemerintah terlihat cepat
menanggapi.
Dia menegaskan, agar
tidak selalu dikiritik publik, cepat-cepat dibayar tuh pengadaan pesawat.
Padahal, kalau bulan 1-3 biasanya
pemerintah hanya membayar gaji pegawai,” Kok tumben untuk pembelian pesawat
sudah ada uangnya,” ujarnya.
Meski pembayaran
kepada pihak Boeing Company sudah lunas untuk Green Aircraft, Uchok tetap menandaskan,
pemerintah untuk membatalkan kontrak pengadaan pesawat tersebut.
“Kami dari Fitra
tetap, supaya dibatalkan kontrak pengadaan pesawat itu, dan pembatalkan kontrak
bisa dilakukan. Yang enggak bisa diubah hanya mengubah Al Quran kok,”
pungkasnya.
Sebelumnya,
Sekretaris Kementerian Sekretaris Negara (Kemensetneg) Lambok Nahatan
mengatakan, anggaran pembelian pesawat kepresidenan diambil dari pos anggaran
99 di bawah Kemensetneg yang merupakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN).
"Ada yang
mengatakan pembelian dari utang luar negeri itu tidak benar seperti itu. Tidak
ada filosofi itu. Untuk membeli itu pinjam itu tidak ada, sumber dana dari
APBN," katanya. Sumber:okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar