DEPOK,
REALITA Online —
Kapolresta Kombes Pol Depok Mulyadi Kaharni membatah tewasnya Hamid Rolobessy,
(40), akaibat perlakuan kasar polisi. Menurut dia,Hamid tewas karena jatuh
sendiri.
Mulyadi
menuturkan, Hamid meninggal setelah turun dari lantai 5 Gedung Biru di Jalan
Kali Malang, Jatimulya, Kota Bekasi, Sabtu (4/2/2012). Polreta Depok siap bila
ada tuntutan dari pihak keluarga korban.
"Saya
sudah periksa anggota reskrim saya yang ikut dalam penangkapan tersangka
pencurian brankas. Kematian Hamid bukan karena siksaan, tapi kerena terjatuh
sendiri, kemungkinan karena mabuk ataupun kelelahan setelah naik-turun gedung
lima lantai," ujar Mulyadi Kaharni kepada detikcom di Mapolresta Depok Jalan
Margonda Raya, sektor III, Senin (6/2/2012).
Hamid
adalah penjaga gedung. Ketika polisi bersama RI (35) tersangka pembobol brankas
bank dan kantor datang, Hamid yang menemui petugas, sehingga diminta untuk
menunjukan seluruh ruang di gedung lantai 5 tersebut. Dari gedung ini anggota
reskrim menemui 12 orang yang kemudian 9 orang dibebaskan sedangkan 3 orang
tersangka pencurian brankas di berbagai provinsi yaitu RB (38), Rat (35), dan
JP (35) ditahan. Ketiga tersangka sekarang mendekam di tahanan Polresta Depok.
Mulyadi
menambahkan, pihaknya mengetahui konsekuensi apabila melakukan tindakan
kekerasan kepada tersangka. "Di era sekarang segala sesuatu harus
transparan dan sesuai HAM. Jadi tidak mungkin kami melangggar HAM. Besar
taruhannya bila kami melakukan kekerasan kepada siapa saja. Melakukan yang
benar saja kami sering kerepotan apalagi melakukan kesalahan. Jadi kami sangat
menjaga protap dalam melakukan tugas kami," papar Mulyadi.
Menurutnya,
Polresta Depok menerima secara positif setiap keberatan yang dilakukan anggota
masyarakat. "Bila ada ada tuntutan dari pihak keluarga kami anggap sebagai
masukan kepad a kami untuk kami lebih hati-hati dan teliti dalam bertugas,"
kata Mulyadi.
Mulyadi
Kaharni meminta waktu untuk mendapatkan hasil otopsi jenazah Hamid dari RS
Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Walau pihak keluarga sudah meminta agar
jenazah Hamid dipulangkan ke kampung halaman di Maluku, namun Mulyadi Kaharni
tetap merasa perlu dilakukan otopsi. "Ini perlu agar kita mendapat
pendapat ahli dari penyebab kematian korban. Sehingga dikemudian hari tidak ada
yang mengungkit-ungkit kembali,"tandasnya. detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar