Umar sedang duduk di kursi eceng gondok buatannya |
PURWAKARTA,
ReALITA Online — Usaha yang dirintis Umar (50),
warga Desa Kutamanah, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat,
layak jadi alternatif mengatasi meledaknya populasi eceng gondok di aliran
Sungai Citarum. Berbekal ketekunan dan keterampilan, tanaman liar itu bisa
disulap jadi meja dan kursi.
Usaha
Umar tergolong baru. Setelah menerima pelatihan dari Perum Jasa Tirta (PJT) II
tahun 2010, Umar dan beberapa warga Kecamatan Sukasari, kecamatan di seberang
Waduk Ir H Djuanda Jatiluhur, membuka usaha pembuatan meja dan kursi berbahan
baku eceng gondok. Meski masih relatif kecil, usaha itu bertahan hingga kini.
"Bahan
baku eceng gondok sangat melimpah, banyak lokasi di aliran Sungai Citarum
ditumbuhi tanaman liar itu. Saya membeli eceng gondok kering dari warga di
sekitar Bendung Curug di Desa Mulyasejati, Kecamatan Ciampel, Kabupaten
Karawang. Namun, lokasi tumbuhnya eceng gondok sebenarnya ada di mana-mana dan
itu bisa dimanfaatkan," kata Umar.
Umar
kini mengolah sekitar 250 kilogram eceng gondok kering per bulan. Dari bahan
baku sebanyak itu, Umar bisa membuat 2-3 set meja dan kursi tamu yang dia jual
Rp 2,5 juta per set.
Sambil
keliling mengikuti pameran-pameran, Umar dan beberapa perajin di desanya terus
memproduksi meja-kursi eceng gondok. Perajin lain tersebar di beberapa desa di
Kecamatan Sukasari, yakni Ciririp, Kertamanah, dan Parungbanteng.
Desa-desa
itu selama ini terisolasi akibat buruknya kondisi jalan. Akibatnya, mobilitas
warga lebih sering mengandalkan moda transportasi air melalui Waduk Ir H
Djuanda.
Eceng
gondok menjadi persoalan tersediri bagi Citarum. Tanaman itu tumbuh subur di
beberapa sudut aliran. Tak jarang keberadaannya menghambat aliran dan menutup
saluran air di pintu-pintu pembagi, seperti kerap terlihat di Bendung Curug dan
Bendung Walahar. kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar