![]() |
hutan Kuta Tandingan |
KARAWANG, ReALITA Online — Kuta Tandingan dulu
merupakan hutan belantara yang dianggap angker dan menyeramkan sehingga membuat
bulu kuduk setiap orang berdiri ketika berada di hutan tersebut. Ditambah lagi
cerita mitos dan goib di hutan tersebut.
ORANGTUA
di Desa Mulyasejati selalu berpesan kepada anak-anaknya jangan pernah mencoba
berani masuk atau berkunjung ke Kuta Tandingan. Sebab tempat itu ditumbuhi
hutan belantara serta berbagai jenis binatang buas ada dalam hutan.
Alkisah
orangtua dulu, jika sesorang bermaksud jiarah kemudian menebang sebatang pohon
saja di sekitar hutan Kuta Tandingan apalagi mempuyai niat buruk, akan
menemukan keajaiban di luar akal sehat.
Jika merasakan
haus di tengah hutan itu, lalu mengucapkan “pingin minum”, tidak lama kemudian
tak disangka-sangka hujan pun turun.
Sedangkan
penjiarah menghendaki kekayaan artinya menduakan Tuhan, tiba-tiba binatang
datang menyongsong, kemudian penjiarah tersesat tidak tahu arah pulang. Akhirnya,
tidak sedikit yang menjadi stres dan hilang ingatan.
Berbagai
keajaiban tersebut kini sudah tiada, pasalnya para penggarap tanah Perum
Perhutani tidak sedikit yang menebangi pohon-pohon besar karena lahan dijadikan
tempat permukiman dan usaha pertanian.
Penguasaan
lahan Perhutani tidak hanya sebatas di sekitar Kuta Tandingan bahkan sudah
merambah tempat-tempat keramat sekalipun demi keuntungan individu dan kelompok
tanpa menghirauan kelestarian alam serta tempat yang memiliki nilai sejarah.
Berdasarkan
pengamatan di lapangan, yang sangat disayangkan bahwa para perambah hutan dan
yang menempati lahan-lahan Perhutani hampir 60% pendatang bukan masyarakat
Kabupaten Karawang. Mereka mayoritas dari luar Kabupaten Karawang melainkan
urban dari luar Pulau Jawa.
Garapan
tanah Perhutani pun kini makin mahal apabila penggarapnya melakukan over
garapan.Terlebih orang yang berkantong tebal bahkan hingga mantan pejabat
berlomba membeli tanah garapan. Sementara garapan yang telah dibebaskan itu
ditempati oleh orang-orangnya.
Jaga dan Lestarikan Kuta
Tandingan
Ki
Ma’mun Nawawi,SAg pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Ulum yang juga Ketua
Umum Yayasan Kuta Tandingan meminta kepada segenap penggarap tanah milik
Perutani di wilayah Kuta Tandingan supaya menjaga kelestarian tempat-tempat
yang memiliki mitos Kuta Tandingan.
“Saya
tidak bisa melarang siapapun yang menggarap tanah milik Perum Perhutani karena
bukan kewenangan kami, melainkan kewenangan pihak Perum Perhutani. Tapi sebagai
warga Kabupaten Karawang, saya mohon kepada semua warga yang ada di tanah Perum
Perhutani saya memohon supaya menjaga kelestarian mitos Kuta Tandingan. Kita
jaga kelestarian alamnya serta kita sama-sama menjaga tempat yang memiliki gaib
itu agar tidak punah,” pinta Ki Ma’mun dengan penuh harap.
Dia pun
sangat mengharapkan Kepala Dinas Pariwisata
dan Budaya Kabupaten Karawang, Drs H Acep Jamhuri, yang juga putra
Karawang supaya memalingkan perhatiannya terhadap keberadaan Kuta Tandingan
agar dijadikan objek wisata dan tempat penjiarahan. Akhmad Unyil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar