Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Senin, 09 Juli 2012

Kekeringan Landa Daerah Subang


sawah di Subang alami kekeringan
SUBANG, ReALITA Online — Hampir semua daerah di Kabupaten Subang, Jawa Barat, dilanda kekeringan. Para petani di kawasan pantai utara (pantura) tegang berpotensi menimbulkan anarkisme.
Ketua Gabungan Kelompok Tani Tambaksari Kecamatan Tambakan, Aco Warsono mengungkapkan, setiap hari ada ratusan petani asal Kecamatan Pamanukan, Sukasari, dan Legonkulon mendatangi lokasi pintu air Adul di Desa Tambaksari.
Menurut Aco, para petani itu membobol pintu air irigasi agar sawah mereka dapat tetap teraliri. "Mereka mengancam dengan golok dan parang kepada siapa saja yang berusaha menghalanginya," ungkapnya.
Perilaku tersebut, kata dia, kerap mengundang keresahan warga. Meski demikian, aksi itu tidak sampai menimbulkan korban karena pihak kepolisian dan warga setempat berhasil mengamankan.
Kondisi serupa juga terjadi di Kecamatan Pusakanagara. "Warga antardesa sudah mulai saling serang dengan golok di sejumlah pintu air irigasi sekunder, beruntung kami bisa melerai," kata Camat Pisakanagara, Ela Nurlaela.
Informasi yang dihimpun, konflik antara petani di Kecamatan Tambakan, Pamanukan, Sukasari dan Legonkulon itu, disebabkan adanya proyek perbaikan jaringan irigasi sekunder Kamal - Tegal Lopang-Poponcol-Anggaranu sepanjang 10 kilometer yang digarap Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum yang bermarkas di Bandung.
Debit air yang biasanya mengalir 6-8 meter kubik per detik, turun menjadi 3 meter kubik per detik akibat perbaikan tersebut.
"Itu menyebabkan air irigasi ke daerah hilir tersendat. Jika ingin lancar, seharusnya perbaikan irigasi dihentikan karena waktunya tidak tepat," kata Kepala Desa Rancasari Kecamatan Pamanukan, Ujang Warin.
Bersama Gapoktan dan Camat Pamanukan, Ujang, mengaku telah membuat surat kepada BBWS Citarum agar proyek perbaikan jaringan irigasi tersebut dihentikan. Perbaikan irigasi diminta agar dilakukan kembali September mendatang atau menjelang berakhirnya musim kemarau.
Kabid Sumber Daya Dinas Pertanian Kabupaten Subang, Hendrawan mengatakan, perbaikan irigasi bertujuan untuk tetap menyediakan pasokan air bagi lahan pertanian yang terancam kekeringan.
Sebab, dalam tiga bulan ini ratusan hektare sawah telah mengering dan 1.550 hektare lainnya terancam kekeringan.
"Jika dalam sepekan ke depan tidak ada air yang cukup, banyak sawah dikhawatirkan puso," tandas dia.
Sementara itu, Kepala Divisi III Perum Jasa Tirta II Jatiluhur di Subang, Dedi Rohayadi menegaskan, irigasi Tarum Timur yang berfungsi mengairi areal persawahan di wilayah Pantura Subang telah menerima gelontoran air dari Waduk Jatiluhur cukup melimpah hingga 55 meter kubik per detik. Dengan kondisi itu, menurut Dedi, air sudah disalurkan hingga 200 persen dari kebutuhan. Esi,Sumber: PRLM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar