![]() |
| sawah di Subang alami kekeringan |
SUBANG,
ReALITA Online — Hampir
semua daerah di Kabupaten Subang, Jawa Barat, dilanda kekeringan. Para petani di
kawasan pantai utara (pantura) tegang berpotensi menimbulkan anarkisme.
Ketua Gabungan
Kelompok Tani Tambaksari Kecamatan Tambakan, Aco Warsono mengungkapkan, setiap
hari ada ratusan petani asal Kecamatan Pamanukan, Sukasari, dan Legonkulon
mendatangi lokasi pintu air Adul di Desa Tambaksari.
Menurut Aco,
para petani itu membobol pintu air irigasi agar sawah mereka dapat tetap
teraliri. "Mereka mengancam dengan golok dan parang kepada siapa saja yang
berusaha menghalanginya," ungkapnya.
Perilaku
tersebut, kata dia, kerap mengundang keresahan warga. Meski demikian, aksi itu
tidak sampai menimbulkan korban karena pihak kepolisian dan warga setempat berhasil
mengamankan.
Kondisi serupa
juga terjadi di Kecamatan Pusakanagara. "Warga antardesa sudah mulai
saling serang dengan golok di sejumlah pintu air irigasi sekunder, beruntung kami
bisa melerai," kata Camat Pisakanagara, Ela Nurlaela.
Informasi yang
dihimpun, konflik antara petani di Kecamatan Tambakan, Pamanukan, Sukasari dan
Legonkulon itu, disebabkan adanya proyek perbaikan jaringan irigasi sekunder
Kamal - Tegal Lopang-Poponcol-Anggaranu sepanjang 10 kilometer yang digarap
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum yang bermarkas di Bandung.
Debit air yang
biasanya mengalir 6-8 meter kubik per detik, turun menjadi 3 meter kubik per
detik akibat perbaikan tersebut.
"Itu
menyebabkan air irigasi ke daerah hilir tersendat. Jika ingin lancar,
seharusnya perbaikan irigasi dihentikan karena waktunya tidak tepat," kata
Kepala Desa Rancasari Kecamatan Pamanukan, Ujang Warin.
Bersama Gapoktan
dan Camat Pamanukan, Ujang, mengaku telah membuat surat kepada BBWS Citarum
agar proyek perbaikan jaringan irigasi tersebut dihentikan. Perbaikan irigasi
diminta agar dilakukan kembali September mendatang atau menjelang berakhirnya
musim kemarau.
Kabid Sumber
Daya Dinas Pertanian Kabupaten Subang, Hendrawan mengatakan, perbaikan irigasi
bertujuan untuk tetap menyediakan pasokan air bagi lahan pertanian yang
terancam kekeringan.
Sebab, dalam
tiga bulan ini ratusan hektare sawah telah mengering dan 1.550 hektare lainnya
terancam kekeringan.
"Jika
dalam sepekan ke depan tidak ada air yang cukup, banyak sawah dikhawatirkan
puso," tandas dia.
Sementara itu,
Kepala Divisi III Perum Jasa Tirta II Jatiluhur di Subang, Dedi Rohayadi
menegaskan, irigasi Tarum Timur yang berfungsi mengairi areal persawahan di
wilayah Pantura Subang telah menerima gelontoran air dari Waduk Jatiluhur cukup
melimpah hingga 55 meter kubik per detik. Dengan kondisi itu, menurut Dedi, air
sudah disalurkan hingga 200 persen dari kebutuhan. Esi,Sumber: PRLM

Tidak ada komentar:
Posting Komentar