Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Senin, 02 Juli 2012

Keran Pembagi Air Sering Dicuri, Petani Ngeluh


petani gunakan pompa untuk mengairi sawah
PURWAKARTA, ReALITA Online — Sejumlah petani di Purwakarta, Jawa Barat, mengkeluhkan pencurian komponen instalasi pengairan.Seperti, keran air berbahan kuningan, bahan bakar minyak pompa juga menjadi sasaran.
"Keran pembagi air dari rumah pompa berbahan kuningan sudah berulang kali hilang. Kemarin solar untuk pompa juga hilang meski baru beberapa menit ditinggal," kata Tahya, (40),
petani di Desa Campakasari, Kecamatan Campaka, Senin (2/7/2012).
Tahya menambahkan, akibat pencurian komponen pengairan, petani terpaksa patungan setiap kali akan memanfaatkan instalasi pengairan. Saat butuh air saat ini, misalnya, petani harus patungan membeli komponen dan bahan bakar pompa untuk mengairi sawah. Pompa senilai Rp 1,9 miliar yang baru selesai dibangun pemerintah di Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta, dua tahun lalu juga sudah tak berfungsi karena komponennya hilang.
Sempat bermasalah karena spesifikasi material dan desainnya tak sesuai dengan kontur tanah, pompa penyedot air Danau Cirata itu hanya beroperasi beberapa bulan. Selain hilang dicuri, infrastruktur pengairan cepat rusak dan menurun fungsinya karena mutu bangunan rendah.
Adim (48), Ketua Kelompok Tani Campaka Mekar di Kecamatan Campaka mencontohkan, Situ Cigangsa yang seharusnya bisa mengairi lebih dari 165 hektar di Campakasari.
"Endapan baru dikeruk, sekarang sudah dangkal lagi. Hujan baru berhenti dua pekan, tetapi airnya sudah surut lagi. Sawah pun mengering," kata Adim.  kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar