ilustrasi rusunawa |
BANDUNG, ReALITA Online — Kementerian Perumahan
Rakyat (Kemenpera) meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar)
menyediakan lahan untuk membangun rumah sakit dan rumah susun sederhana sewa
(rusunawa) untuk buruh di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi
(Jabodetabek). Hal ini salah satu bentuk realisasi janji presiden dalam
penanganan masalah buruh khususnya di kawasan industri Jabodetabek.
“Keduanya
(rusunawa dan rumah sakit) kemungkinan akan ada di antara Jakarta dan Bekasi.
Untuk tahap pertama lahan yang akan dicari ada di kawasan Bekasi mungkin di
kota atau kabupatennya. Hal ini karena memang jumlah buruh yang sangat banyak
di kawasan itu,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Jabar Deny Juanda Puradimaja di Bandung, Rabu (5/9).
Jumlah pabrik
yang mencapai 28.000 di Cikarang, Kab. Bekasi menurut Deny menjadi salah satu
faktor Bekasi menjadi wilayah yang tepat dibangunnya rusunawa. Selain itu,
hampir 3,8 persen penduduknya merupakan orang yang bermigrasi dari wilayah lain
yang tidak punya rumah yang dekat dengan pabrik. Sehingga banyak buruh menurut
Deny jatuh miskin karena penghasilan mereka yang terbatas harus memenuhi
kebutuhan keluarga yang minimal untuk 4 orang ditambah biaya-biaya lain.
Namun, rumah
yang akan dibangun, kata Deny, bukan rumah permanen melainkan rumah transit
(sementara) yang diberi waktu 2 tahun, maksimal 3 tahun dengan perpanjangan.
Rumah yang didirikan di sekitar pabrik menurut Deny, sebaiknya bukan rumah
permanen karena dikhawatirkan semakin lama bisa menyebar mendekati pabrik.
“Jadi para buruh yang belum punya rumah transit dulu di situ. Habis itu dia
mencari rumah tinggal sendiri. Yang akan dibangun ini sistemnya sewa, kalau
rumah sendiri mereka harus beli di tempat lain,” katanya.
Selain
persoalan tempat tinggal, buruh juga mempunyai persoalan kesehatan akibat
kecelakaan saat bekerja. Itulah sebabnya tidak hanya rusunawa dengan beberapa
fasilitas lainnya, pemerintah juga akan membangun rumah sakit. Namun, pemprov
masih melakukan konfirmasi perihal upaya penyediaan lahan ini.
“Kami sedang
diklarifikasi apakah kita yang beli lahan untuk mereka (Kemenpera) atau kita
hanya mencarikan lahan lalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang
membayar. Kalau Jabar sebenarnya tidak ada masalah, kita sudah punya pengalaman
untuk membuat rumah susun untuk pekerja di sekitar Kahatex, Banjaran, dll kita
sudah biasa sejak 2008,” kata Deny.
Deny
memperkirakan sebagai langkah awal lahan seluas 3 hektar dibutuhkan untuk
membangun sekitar 119 rusun. Hal ini akan dilakukan bertahap dengan kelipatan 3
hektar. Deny optimistis, tahun ini sudah ada lokasi pasti sehingga pembangunan
dapat segera dilakukan. “Kalau gubernur biasanya selama ada aset pemprov
kemungkinan akan memakai aset pemprov. Selama pemprov punya uangnya, kita minta
izin ke DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Jabar lalu akan beli lahan itu,”
katanya.
Sementara itu,
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan pemerintah akan mencari
kemungkinan lahan yang tersedia di Kota Bekasi, Kab. Bekasi, Depok, atau Bogor.
“Pembicaraan belum sampai pada luas lahan, karena itu surat khusus saya tidak
ingin disposisi langsung begitu saja. Saya ingin melalui rapat dan melibatkan
dinas tenaga kerja, Bappeda, biro, pengelolaan barang daerah, dan lain-lain,” katanya.
PRLM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar