Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Sabtu, 08 September 2012

Bisnis Esek-Esek Beromzet Miliaran Rupiah


BEKASI, ReALITA Online — Bisnis esek-esek yang ada di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, agaknya menggiurkan jika dikalkulasi secara kasar pendapatan dari bisnis “selangkangan” itu setiap bulan, mencapai Rp 33,750 miliar. Hasil dari bisnis tersebut tidak ada yang masuk ke kas daerah.
Hal itu terjadi dikarenakan Kabupaten Bekasi belum memiliki peratura daerah tentang kepariwisataan bisnis hiburan malam memungut pajak. Uang banyak masuk kepada oknum aparat dan pejabat daerah setempat. Direktur LSM Mitra Sehati, Iswan Deny Herawan mengatakan dengan sebutan Kabupaten Seribu Industi.
Lembaganya mendata dari 24 lokalisasi diperkirakan terdapat 4.500 pekerja seks komersial (PSK). ”Dari satu lokalisasi saja terdapat belasan tenda biru (sebutan untuk café di lokalisasi) yang mempekerjakan 250 PSK. Bila rata-rata satu PSK melayani 3 tamu semalam dengan bayaran sekali kencan Rp 100 ribu dikali 25 hari kerja maka, omzetnya Rp 1,8 miliar,” terangnya. 
Jika dikalikan 24 lokalisasi yang ada di seluruh Kabupaten Bekasi dengan jumlah 4.500 PSK maka perputaran uang dari bisnis seks tersebut mencapai Rp 33,750  miliar. Itu belum termasuk perputaran uang bisnis lainnya dalam lokalisasi, seperti penjualan minuman, makanan, miras, dan uang ”japrem” untuk oknum aparat keamanan dan oknum pemerintah daerah setempat.
Baru-baru ini sebuah pemerhati wanita tuna susila menganggap penghasilan sebuah café malam dalam sebulan bisa mencapai Rp 1.8 miliar.Omset miliaran itu dapat dicontohkan, kata Direktur LSM Mitra Sehati Iswan Deny Herawan, kawasan hiburan malam Tenda Biru.
Dari data yang dimiliki, jika dilakukan hitung-hitungan, dalam sebulan ribuan PSK ersebut meraup omset Rp 33,750 miliar.”Omset itu dihitung dengan rata-rata tarif  PSK terkecil. Dan jumlah ribuan PSK itu sudah termasuk yang di panti pijat atau tempat-tempat hiburan malam," tambahnya.
”Dari penelusuran kami, uang untuk keamanan saja rata-rata Rp 700 ribu per satu titik untuk per bulan. Biasanya uang keamanan itu diberikan pada oknum petugas dan preman. Jadi sebenarnya yang diuntungkan itu jaringan sosialnya,” jelas Iswan.
Iswan mengaku, bisnis esek-esek sulit untuk dihapus karena  sampai saat ini penanganan pemerintah daerah hanya sebatas penertiban, sehingga yang terjadi aksi salinmg kucing-kucingan antara PSK dengan petugas Satpol PP atau kepolisian.
Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Mustakim, mengatakan  bakal membahas rencana peraturan daerah terkait hiburan malam. “Sampai sejauh ini pihak eksekutif belum melakukan usulan untuk penyusunan Raperda. Kalau kami selaku legislative siap membahas jika eksekutif mau mengusulkan Raperda,” jelasnya kutip JPPN. esi,Sumber:JPPN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar