Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Kamis, 06 September 2012

Kunjungan DPR ke Denmark dan Turki Habiskan Rp1,3 M


JAKARTA, ReALITA Online — Badan Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat melawat ke dua negara. Anggota dewan yang berkunjung ke dua negara itu berjumlah 20 orang. Setengah ke Denmark, setengah lagi ke Turki.
Menurut Koordinator Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Uchok Sky Khadafi, alokasi anggaran kunjungan anggota Baleg ke dua negara itu sebesar Rp1,3 miliar.
Dengan rincian, ke Denmark sebesar Rp666 juta. Sementara untuk ke Turki dialokasikan dana sebesar Rp636 juta.
"Untuk setiap anggota dewan, menghabiskan Rp62 juta untuk ongkos pesawat eksekutif ke Denmark. Sementara untuk biaya harian di Denmark mencapai Rp4 juta per hari," kata Uchok dalam siaran persnya, Rabu 5 September 2012.
Sementara untuk pergi ke Turki, kelas eksekutif harus membayar tiket pesawat sebesar Rp59 juta. Biaya perhari sebesar Rp3 juta untuk masing-masing anggota dewan. Mereka berangkat sejak Senin 3 September 2012 hingga 5 September 2012.
Anggota Badan Legislatif, Taslim Chaniago menyatakan, studi banding 20 anggota Baleg ke Denmark dan Turki untuk menentukan logo palang merah yang akan digunakan di Indonesia dinilai tidak perlu.
"Saya sendiri anggota Baleg, tapi kalau hanya menentukan logo palang merah, Red Cross atau Bulan Sabit Merah, tidak penting sama sekali," kata Taslim.
Menurut politisi Partai Amanat Nasional itu, lambang palang merah tak perlu dipersoalkan dalam pembuatan RUU Palang Merah karena sudah menjadi ketentuan internasional.
"Lambang Red Cross sudah dipakai secara internasional. Bila diubah dengan logo lain, dan masuk ke daerah konflik, maka orang tak akan mengenal logo selain Red Cross, bisa menimbulkan masalah baru," Taslim menjelaskan. VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar