Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Jumat, 07 September 2012

Lima Kabupaten di Jabar Alami Puso


sawah alami puso
PURWAKARTA, ReALITA Online — Meski telah mencapai 66.002 hektar dan mengancam 34.488 hektar lain, kekeringan di Jawa Barat dinilai belum signifikan jika dibandingkan dengan luas tanam yang telah mencapai 1,9 juta hektar. Meski demikian, kondisi itu tetap diwaspadai karena bisa berdampak pada pencapaian target produksi 12,5 juta ton gabah kering giling.
Hingga 31 Agustus 2012, luas tanaman puso di provinsi lumbung padi ini mencapai 17.965 hektar. Puso antara lain terjadi di Kabupaten Indramayu 4.647 hektar, Cirebon 3.864 hektar, Sukabumi 2.359 hektar, Ciamis 2.347 hektar, dan Bandung 1.314 hektar.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jawa Barat Uneef Primadi di Purwakarta, Kamis (6/9/2012), mengatakan, kekeringan sebagian besar terjadi di lahan yang tak diproyeksikan untuk ditanami padi pada musim tanam gadu ini. Selain itu, secara luasan juga terbilang kecil jika dibandingkan dengan realisasi luas panen yang telah mencapai 1,3 juta hektar dan luas tanam 1,9 juta hektar.
Menurut Uneef, pemerintah daerah melalui penyuluh dan petugas lapangan sebenarnya telah mengimbau petani untuk mewaspadai kekeringan.Sosialisasi terutama ditujukan kepada petani di daerah rawan kekeringan, seperti penggarap sawah tadah hujan, persawahan di hilir irigasi, dan irigasi nonteknis dengan sumber pengairan yang fluktuatif.
Sejumlah bantuan juga disalurkan untuk mengantisipasi dan menangani kekeringan. Pemerintah Provinsi Jabar antara lain membagikan benih padi tahan kekeringan, memberikan bantuan pompa, serta  mengajak petani menerapkan metode budidaya yang lebih efektif.
Hingga kini, harga jual gabah masih relatif stabil dan kerap lebih tinggi dari harga pembelian pemerintah sebesar Rp 3.300 per kilogram gabah kering panen. sumber:kompas com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar