sawah alami puso |
PURWAKARTA, ReALITA Online — Meski telah
mencapai 66.002 hektar dan mengancam 34.488 hektar lain, kekeringan di Jawa
Barat dinilai belum signifikan jika dibandingkan dengan luas tanam yang telah
mencapai 1,9 juta hektar. Meski demikian, kondisi itu tetap diwaspadai karena
bisa berdampak pada pencapaian target produksi 12,5 juta ton gabah kering
giling.
Hingga 31
Agustus 2012, luas tanaman puso di provinsi lumbung padi ini mencapai 17.965
hektar. Puso antara lain terjadi di Kabupaten Indramayu 4.647 hektar, Cirebon
3.864 hektar, Sukabumi 2.359 hektar, Ciamis 2.347 hektar, dan Bandung 1.314
hektar.
Kepala Bidang
Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jawa Barat Uneef Primadi di Purwakarta, Kamis
(6/9/2012), mengatakan, kekeringan sebagian besar terjadi di lahan yang tak
diproyeksikan untuk ditanami padi pada musim tanam gadu ini. Selain itu, secara
luasan juga terbilang kecil jika dibandingkan dengan realisasi luas panen yang
telah mencapai 1,3 juta hektar dan luas tanam 1,9 juta hektar.
Menurut Uneef,
pemerintah daerah melalui penyuluh dan petugas lapangan sebenarnya telah
mengimbau petani untuk mewaspadai kekeringan.Sosialisasi terutama ditujukan
kepada petani di daerah rawan kekeringan, seperti penggarap sawah tadah hujan,
persawahan di hilir irigasi, dan irigasi nonteknis dengan sumber pengairan yang
fluktuatif.
Sejumlah
bantuan juga disalurkan untuk mengantisipasi dan menangani kekeringan.
Pemerintah Provinsi Jabar antara lain membagikan benih padi tahan kekeringan,
memberikan bantuan pompa, serta mengajak petani menerapkan metode
budidaya yang lebih efektif.
Hingga kini,
harga jual gabah masih relatif stabil dan kerap lebih tinggi dari harga
pembelian pemerintah sebesar Rp 3.300 per kilogram gabah kering panen. sumber:kompas com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar