Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Kamis, 15 Juli 2010

Benarkah Orangtua Kurang Peduli ?


Ribuan Murid SLTP Tidak Melanjutkan ke SLTA

PURWAKARTA, ReALITA Online — Di Kabupaten Purwakarta, Jabar, sebanyak 2.543 siswa-siswi lulusan SMP/MTs tahun ajaran 2009/2010 tidak bisa melanjutkan sekolah ke tingkat lanjutan atas. Tidak bisanya melanjutkan sekolah ke SMA/SMK/MA dengan angka yang begitu besar tersebut belum diketahui penyebabnya.

JUMLAH siswa/siswi lulusan SMP/MTs di Kabupaten Purwakarta 13.235 orang terdiri dari lulusan SMP 10.604 dan MTS 2.631. Sedangkan siswa yang dipastikan diterima di SMA sebanyak 4.032 murid dan SMK 6.377 siswa/i serta MA 469 orang. Sehingga terdapat selisih antara jumlah lulusan SMP/MTS dengan yang melanjutkan ke SMA/SMK/MA sebanyak 2.543 murid.

Menurut Mohammad Jamil, S.Ag, salah seorang guru sekolah swasta bahwa sekarang terjadi penurunan minat orang tua menyekolahkan anaknya ke jenjang sekolah yang lebih tinggi.

Dia menjelaskan, dari jumlah kuota yang telah ditentukan Disdikpora sebanyak 12.000 murid. Sementara jumlah siswa-siswi yang mendaftar ke SMA/SMK/MA kurang lebih 11.000. "Banyak sekolah-sekolah di Kabupaten Purwakarta mengalami penurunan menampung murid,” jelasnya.

Salah satu di antaranya, SMA PGRI 3 dari jumlah kuota yang telah ditentukan enam kelas dengan daya tampung 32 murid, ternyata jumlah murid baru yang mendaftar hanya untuk tiga kelas. Begitu juga sekolah yang lain, seperti SMAN Pasawahan dari delapan kelas yang dialokasikan hanya lima kelas yang terisi.

"Saya sebagai pengajar jadi ikut bingung. Mengapa orang tua sekarang ini enggan menyekolahkan anaknya yang lulus SMP/MTs ke SMA/SMK/MA," keluhnya. Mohammad berharap Pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam hal ini Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) agar mencari solusi untuk mengatasi masalah pendidikan.

Namun demikian, dia menduga keengganan orang tua menyekolahkan anaknya ke tingka SMA/SMK/MA, itu dilatari motif ekonomi. "Dengan adanya permasalahan ini, mudah-mudahan pemerintah daerah dapat mencarikan solusi unuk mengatasinya," paparnya penuh harap.

Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Kabid Dikmen) Disdikpora Kabupaten Purwakarta, Jaenurizal seperti dikutip PRLM, Rabu (14/7) mengatakan, angka tidak melanjutkan sekolah ke SMA/SMK/MA yang terjadi kini masih memerlukan penelaahan yang mendalam. Pasalnya, karena selama masa orientasi siswa (MOS) sekolah masih diperkenankan menerima siswa baru sampai tanggal 31 Agustus 2010. esi,(PRL)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar